Mohon tunggu...
Fits Radjah
Fits Radjah Mohon Tunggu... profesional -

Keberpihakan saya jelas: menjadi sahabat dan saudara bagi mereka yang termarjinal, papa, mengalami ketidak-adilan. Saya suka membaca, "traveling", ngopi, dan juga nulis (ini kalau lagi "mood"); dan saya suka berteman dengan siapa saja: lintas "SARA" serta tidak peduli akan orientasi sex seseorang. Saling menghormati & jujur, prinsip utama saya dalam berhubungan. Salam Damai dari kota Malang, Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

...... dan 'Nany'-pun "*(m)bungah"

30 Agustus 2011   12:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:21 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

#By: Fits Radjah# "(M)bungah" (bahasa Jawa) adalah perasaan 'berbunga-bunga' seseorang karena kepuasan dan kebahagiaan tak terhingga yang dirasakan dan dialaminya sebagai akibat / balasan atas tindakan atau perbuatannya.

[caption id="" align="alignleft" width="194" caption="Rantang "][/caption] Hari ini, Nany di rumah keluarga kami merasa sangat *(m)bungah! seperti yang ia ekspresikan dengan senyum mengembangnya.  Nany, mungkin saja di lingkungan keluarga anda, anda memanggilnya dengan sebutan: Mbak, 'Yuk, Mbok, dsbnya. Apapun panggilannya, peran Nany sangat besar artinya terutama bagi keluarga kami. Waktu kerjanya: 5 - 9 pagi yang diisi dengan membersihkan dan menata rumah, mencuci dan atau menyetrikakan pakaian. Rumahnya sendiri tidak begitu jauh dari tempat tinggal kami, kira-kira hanya kurang dari 1 Km saja.

Tadi sore, Nany datang ('berkunjung') ke rumah kami, bukan untuk bekerja, karena sebenarnya dia sedang dalam 'Cuti Lebaran'. Tidak seperti biasanya, kali ini dia datang dengan membawa susunan rantang yang ternyata berisikan makanan siap santap dan aneka jajanan pasar bikinannya sendiri. Tentu saja kami menyambut gembira pemberian tulusnya ini. Walaupun sejatinya kami tidak ikut merayakan Idul Fitri, namun kamipun menjadi ikut 'merayakan' Lebaran bersama dan karena Nany, serta kami berbahagia untuk kebahagian  Nany yang telah "menang" dalam menjalankan Ibadah Puasa Ramadhannya!

Apa yang dilakukan Nany adalah bagian dari tradisi Jawa (Jawa Timuran) yang sudah berlangsung lama sekali. Tradisi ater-ater (= antar-antar), di beberapa tempat lain dikenal dengan sebutan "Wewehi" (:memberi), masih kuat terpelihara dengan baik. Ater-ater sendiri adalah merupakan ekspresi suka cita sekaligus terima-kasih seseorang yang dimanifestasikan dengan (saling) mengantarkan makanan dan atau jajanan kepada para tetangga, keluarga dan kerabat yang dicintai serta dihormatinya.

Biasanya ater-ater ini dilakukan saat-saat menjelang Hari Raya Agama sang pengirim, ataupun disaat seseorang sedang mempunyai 'hajatan', semisal: Pernikahan, Sunatan, dll.  Tidak ada keharusan bahwa  setiap orang (keluarga) harus melakukannya. Tidak akan ada "hukuman sosial" jika tidak melaksanakan ater-ater;  namun ada sukacita tersendiri untuk (kita) sang pengirim jika mampu melakukannya, terlebih lagi jika sang penerima secara tersurat  merasa senang dan menikmati pemberian kita.

Ater-ater sendiri (dimata saya) sebenarnya mirip-mirip dengan "parcel", namun umumnya "isi" ater-ater 'hanya' sebatas makanan siap santap dan atau jajanan pasar, berbeda dengan Parcel yang bisa berisi perangkat elektronik, dll. Isi ater-ater telah ber-evolusi seiring dengan bergulirnya waktu dan tempat. Belakangan, 'isi' ater-ater makanan umumnya meliputi: nasi sebagai makanan utama berserta lauk pauk lengkap (sayur & daging / telur) serta kerupuk atau rengginang sebagai pelengkap. Sedangkan  ater-ater  jajanan,  biasanya berisikan aneka jajanan pasar, yang mana  salah satu jajan yang tidak pernah tertinggal adalah "kue Apem". Terkhusus di Jawa Timur, ater-ater Ketupat baru dijumpai saat 'hari raya' Kupatan (: hari raya Ketupat) yang selalu berlangsung pada saat seminggu setelah Idul Fitri.

Peristiwa ater-ater dalam budaya Jawa Timuran adalah moment yang ditunggu-tunggu oleh siapapun juga, termasuk bagi (bahkan) mereka yang berkekurangan secara ekonomi. Kesempatan ater-ater ini menjadi begitu istimewa terutama karena (mungkin) hanya disaat itulah mereka sang pengirim mampu mengekspresikan serta mengaktualisasikan nilai luhur kemanusiaannya, yaitu "berbagi"!. Walaupun dalam keseharian, bahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup keluarga saja berkekurangan, namun dalam peristiwa ater-ater, mereka menjadi seseorang yang "mampu". Karena itulah, momentum ater-ater adalah moment ketika yang berkekuranganpun 'mampu' dan 'berkesempatan' untuk berbagi.

Dan....  akan menjadi semakin (m)bungah-lah perasaan, ketika ater-ater diterima dengan senang hati, bahkan sangat dinikmati oleh penerima sembari membalasnya dengan ungkapan terima kasih yang tak terhingga dalam berbagai bentuk dan cara. Sebenarnya, untuk melaksanakan ater-ater bukanlah hal mudah, terutama bagi yang di / mem-posisikan diri 'lebih rendah' dari yang akan menerima. Meretas rasa minder adalah salah satu soal pelik; Bagaimana tidak, jika seorang "Nany" (misalnya), memberikan ater-ater untuk majikannya. Keraguan apakah ater-aternya akan diterima atau ditolak, disantap atau hanya digeletakkan, bisa saja mengurungkan niat Nany mengekspresikan nilai hakiki kemanusiaannya untuk berbagi. Dan hanya oleh karena "Keberanian" serta Keyakinan bahwa perbuatannya benar, disertai Ketulusan sebagai landasan untuk berbagilah yang mampu mengatasi rasa "rendah-diri" dan "takut" seorang Nany dalam melakukan ater-ater ke rumah majikannya.

Sudahkan kita meNYAMANkan Nany kita untuk TANPA RAGU dan CANGGUNG melakukan "ater-ater"-nya kepada kita di hari lebaran ini? Siapkah kita membuka tangan dengan "MERENDAHKAN HATI" untuk menerima pemberian Nany kita apa adanya ..... ?! Mampukah kita mencipatakan perasaan "(m)BUNGAH" dan SENYUM terima kasih Nany kita di hari Lebaran ini?! [FCR/300811]

Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati yang kumiliki , kusampaikan pada seluruh sahabat  Kompasioner umat Muslim:

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI,   1 SYAWAL 1432 H.  MINAL AIDIN WALFAIDZIN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun