#By Fits Radjah#Di sekitar Pantai Ujung Batee, tepatnya di desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar terdapat sebuah situs sejarah tua Aceh yang hingga kini masih berdiri kokoh. Sebuah kompleks Benteng yang tidak lapuk dimakan usia, bahkan tetap tegar walau (bahkan) sempat dihantam Tsunami. Benteng ini bernama BENTENG INDRA PATRA; berjarak 19 Km kearah Barat dari ibu kota propinsi Aceh, Banda Aceh, atau sekitar 30 menit dengan berkendara kendaraan bermotor.
[caption id="attachment_110044" align="aligncenter" width="300" caption="Pusat Informasi Benteng Indra Patra;Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â (dokumen pribadi)"][/caption]
Benteng Indra Patra ini dibangun pada masa Pra-Islam, yaitu oleh Raja Kerajaan Lamuri yang adalah merupakan Kerajaan Hindu Pertama di Aceh, tepatnya pada abad ke VII Masehi. [caption id="" align="alignleft" width="291" caption="Benteng INDRA PATRA (Google Pic"][/caption] [caption id="" align="alignright" width="296" caption="Benteng INDRA PATRA; (Google Pic"][/caption]
Kala itu, benteng Indra Patra ini dibangun dengan maksud utama untuk membendung sekaligus membentengi masyarakat kerajaan Lamuri dari gempuran meriam-meriam yang berasal dari Kapal-kapal Perang Portugis. Disamping itu, benteng ini juga dipakai sebagai tempat beribadah Umat Hindu Aceh saat itu. Karena alasan demi pertahanan & keamanan kerajaan, maka benteng ini dibangun di tempat yang sangat strategis, yakni di bibir pantai yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka.
[caption id="" align="aligncenter" width="580" caption="Benteng INDRA PATRA"][/caption]
Peran dan fungsi serta kejayaan Benteng Indra Patra ini bahkan berlangsung hingga masa Islam di Aceh tiba. Dimasa Sultan Iskandar Muda, dengan laksamananya yang sangat terkenal dan disegani, yaitu Laksamana Malahayati (laksamana wanita pertama di dunia), benteng ini juga dipergunakan sebagai benteng pertahanan bagi Kerajaan Aceh Darussalam dari serangan musuh yang datang dari arah laut. Saat ini, tinggal dua dari tiga benteng yang masih berdiri kokoh. Benteng Utama berukuran 70m X 70m; dengan ketinggian 4 meter, serta ketebalan dinding mencapai sekitar 2 meter. Arsitekturnya yang Unik, Besar, terbuat dari "beton kapur" (: susunan batu gunung, dengan perekatnya (perkiraan) dari campuran Kapur, Tanah Liat, dan alusan Kulit Kerang, serta juga telur). Didalam benteng Utama terdapat dua buah "stupa" atau bangunan yang menyerupai kubah yang mana didalamnya / dibawah kubah tersebut terdapat sumur / sumber air bersih, yang (pada saat itu) dimanfaatkan oleh umat Hindu untuk penyucian diri dalam rangkaian peribadahannya. Selain itu, di dalam benteng terdapat juga bunker untuk menyimpan meriam serta bunker untuk menyimpan peluru dan senjata.
[caption id="attachment_110045" align="alignleft" width="277" caption="Salah satu "][/caption] [caption id="attachment_110047" align="alignright" width="267" caption="Benteng INDRA PATRA; dokumen pribadi"][/caption] [caption id="" align="alignright" width="447" caption="Sumur / Sumber Air di bawa; (foto: virtualtourist) "]
Pada setiap sisi dinding luar, terdapat 11 buah lubang kecil yang berfungsi sebagai "lubang pengintai" untuk memantau pergerakan musuh. (sayangnya beberapa dari lubang intai tersebut telah ditutup dengan semen saat renovasi yang dilakukan beberapa waktu yang lalu. Jadi agendakanlah Benteng INDRA PATRA sebagai salah satu destinasi wisata sejarah anda karena sejatinya, Aceh itu begitu "berwarna". (terimong geunasih).[FCR/240511]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H