Mohon tunggu...
Fitrotul Ngilmi
Fitrotul Ngilmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Merupakan Mahasiswa S1 Program Studi Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Sih Literasi Keluarga?

27 Oktober 2024   21:18 Diperbarui: 27 Oktober 2024   21:26 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Literasi keluarga adalah proses penanaman kemampuan dasar seperti membaca, menulis, berpikir kritis, dan komunikasi efektif yang dimulai di rumah. Sebagai bagian dari Gerakan Literasi Nasional, literasi keluarga bertujuan membentuk budaya literasi yang kuat di rumah tangga Indonesia. Keterlibatan orang tua melalui aktivitas membaca, berdiskusi, dan menciptakan lingkungan literasi sangat penting untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap pengetahuan. Selain meningkatkan kemampuan akademis, literasi keluarga memperkuat keterampilan sosial, emosional, dan daya kritis anak. Literasi keluarga juga merupakan kunci penting untuk membentuk fondasi pendidikan dan pengembangan anak. Di dunia yang semakin kompleks, kemampuan untuk memahami dan menganalisis informasi menjadi sangat krusial. Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca, tetapi juga tentang berpikir kritis dan berkomunikasi secara efektif.

Dalam era digital, literasi media menjadi semakin penting. Keluarga yang literat dapat membantu anak-anak mengenali informasi yang valid dan tidak valid, sehingga mereka bisa menjadi konsumen media yang bijak. Dukungan pemerintah dan komunitas memperkuat kolaborasi keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam meningkatkan literasi yang mempersiapkan anak menghadapi tantangan global. Oleh karena itu, penting bagi setiap keluarga untuk mengutamakan literasi. Dengan menciptakan budaya membaca dan belajar yang positif, kita tidak hanya membekali anak-anak dengan pengetahuan, tetapi juga keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam hidup.

Adapun beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan untuk membangun literasi keluarga, yaitu sebagai berikut:

  • Mulai dari Usia Dini
  • Membacakan buku cerita kepada anak sejak bayi tunjukkan gambar dan diskusikan isinya. Jadikan membaca sebagai rutinitas sebelum tidur
  •  Ciptakan Lingkungan Literasi
  • Sediakan sudut baca di rumah, pajang buku-buku yang mudah diakses, berlangganan majalah anak atau koran dan pasang label nama pada benda-benda di rumah
  • Jadikan Membaca Menyenangkan
  • Pilih buku sesuai minat anggota keluarga, membuat aktivitas membaca interaktif, diskusikan isi bacaan bersama kemudian kunjungi perpustakaan/toko buku secara rutin
  • Terapkan Kegiatan Literasi Sehari-hari
  • Ajak anak menulis daftar belanja, baca resep masakan bersama, tulis buku harian keluarga, dan membuuat kartu ucapan untuk kerabat
  • Berikan Teladan
  • Orang tua aktif membaca, mendiskusikan buku yang dibaca, membagikan pengalaman membaca, lalu tunjukkan antusiasme terhadap literasi
  • Manfaatkan Teknologi
  • Gunakan aplikasi pembelajaran membaca, akses e-book yang sesuai usia, menonton video edukasi bersama, membuat grup diskusi keluarga
  • Evaluasi Kemajuan
  • Mencatat buku yang telah dibaca, apresiasi setiap kemajuananak, identifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan sesuaikan strategi jika diperlukan.

Membudayakan literasi dalam keluarga adalah investasi berharga untuk masa depan anak-anak. Namun, dalam era yang serba cepat dan serba digital ini, banyak keluarga menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan hal tersebut, yaitu sebagai berikut:

  • Kurangnya waktu: Kehidupan yang sibuk sering kali menghalangi orang tua untuk meluangkan waktu melakukan aktivitas literasi bersama anak, seperti membaca atau berdiskusi
  • Akses terhadap buku yang terbatas: Tidak semua keluarga memiliki akses yang mudah terhadap buku, terutama di daerah-daerah terpencil.
  •  Minat baca anak yang rendah: Beberapa anak mungkin kurang tertarik membaca karena berbagai alasan, seperti kurangnya pemahaman atau kurangnya kesenangan dalam membaca.
  • Perkembangan teknologi: Kemunculan gadget dan media sosial seringkali menjadi pesaing bagi buku, sehingga anak-anak lebih tertarik pada layar daripada halaman buku.
  • Kurangnya dukungan dari lingkungan: Jika lingkungan sekitar kurang mendukung budaya membaca, maka akan sulit bagi keluarga untuk mempertahankan kebiasaan membaca.
  • Kesulitan dalam memilih buku yang tepat: Orang tua seringkali kesulitan memilih buku yang sesuai dengan usia dan minat anak.
  • Kurangnya pengetahuan tentang teknik membaca yang efektif: Tidak semua orang tua tahu bagaimana cara membimbing anak dalam membaca dengan efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun