Mohon tunggu...
Fitroh Kurniadi
Fitroh Kurniadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis, dan Editor Berita

Buku 'Menanam Waktu' (2022)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi-Puisi Fitroh Kurniadi: Memungut Doa

10 Juli 2022   12:03 Diperbarui: 10 Juli 2022   12:10 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memungut Doa

Pagi datang mengetuk pintu hati yang paling keras,
tertutup rapat-rapat.
Menyampaikan salam yang tak terjawab
hingga embun lenyap,
saat mentari hinggap di pohon kemboja
yang kering setelah musim penghujan.

Waktu mengubahnya.
Nama yang mekar berkali-kali sebenarnya
sudah berjanji untuk menemui pagi tepat waktu.

Sebelum azan Subuh,
diharap tertanam dalam tubuhnya segala waktu
dan hati yang terbuka untuk segala musim dan detik.

Puasa tiba. Ia ada di mana-mana.
Nama memungut doa
untuk ditiup di tiap pagi yang buta.

2022

#

Menjadi Jejak

Ia dalam sepi
bercakap dengan tubuhnya sendiri.
Mengingat pergerakan waktu sampai di titik ini
dan jatuh pada segelas kopi.

Tak ada jawaban,
karena pagi menjadikan tubuhnya pergi.

"Pada akhirnya kau harus membebaskan tubuhmu,
terdiam atau bergerak.
Mengikuti ritme yang akan menjadi jejak,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun