Sisa Muntah Seruak
Mungkin sajak monoton yang slalu menyikap dan menyelimuti setiap sisi malam
juga pula kecupan-kecupan dari paloma yang ku tak pernah paham tentang alkisahnya
hadir sengaja menenggelam
Ah! Aku makin tak peduli dalam uraian pikiran, bayang, hati, dan juga jemari
kenapa sosok palsu, hina, dan jalang sepertiku
begitu tega dan memaksa merangkai kata
padahal dan padahal aku sisa muntah seruak
setiap arak yang tersibak dalam tenggak
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!