Mohon tunggu...
Fitriyani Sinaga
Fitriyani Sinaga Mohon Tunggu... Jurnalis - PEMBELAJAR | Menulis bila Senggang | Pendaki Gunung | Ruanghutani.blogspot

Ketik saja nama lengkapku di Google, daripada kamu kepo lewat rubrik ini karena akun Kompasianaku banyak, bukan hanya ini. Hello, mari berbagi Informasi tentang Sosial, Kultur budaya, Hutan dan Lingkungan hidup. Saya Naga, seorang pembelajar yang menyenangi membaca dan menulis Jurnal ilmiah. Acap kali juga ngopi dengan penjaga toilet, satpam dan tukang parkir di pinggiran jalan . Kadang mendaki gunung dan memancing ikan dilaut. Masa kecilku Sering nongkrong di sawah bersama petani dan mengembala kerbau di Ladang. saya juga kadang senggang di ForesterAct.com| www.Kesah.id | Mongabay.id |www.Fkkm.org| CSF.or.id | Spotify.Ngaji budaya&Hamparan kata Fitriyani Sinaga| Kompas.id Fitriyani Sinaga| Times Indonesia.Fitriyani Sinaga| BorneoCorner.com| Kompasiana.Fitriyani Sinaga| Forest Space| Ruanghutani.blogspot.com| Kumparan.Fitriyani Sinaga | Youtobe Fitriyani Sinaga | Youtobe Borneocorner Creatif | Weibo akun.Nagaf3 | Bila sedih kadang berPuisi dan menulis cerpen untuk dimemgobati luka | YUK BERTEMU, LEBIH ASIK

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dark Joks & Deep Tiap Pagi : Ortuku Hanya Pemakaman

18 Maret 2021   14:40 Diperbarui: 25 Maret 2021   00:24 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah ini sudah seperti cerita dalam dongeng-dongeng penunggu kematian ? Mari kita tertawa sejenak. Ini adalah kenyataan yang harus diterima. 

 Tetapi ia tetap merasa kehilangan semua harta dalam kehidupan jiwanya . Karena Hartanya yang sebenarnya adalah penghuni Pemakaman itu

Ia mulai mencari ide untuk membangkitkan yang mati menjadi hidup dan mengembalikan yang pergi. Tapi lagi-lagi Tuhannya selalu mencandainya, dia tersandung tangga saat hendak turun dari pesawat. Tapi dia tetap tersenyum. 

Dragon sedang mengibaratkan,  hidupnya seperti narasinya WS Rendra. Dimana banyak banget kan penggemarnya. Jadi selalulah tersenyum.

"Kita tersenyum bukanlah karena sedang bersandiwara.Bukan karena senyuman adalah suatu kedok. Tetapi karena senyuman adalah suatu sikap. Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama, nasib dan kehidupan".

Alhamdulillah, saya telah tiba. saya bawa Oleh-oleh Bika Ambon, Ikan teri medan, Kue Ganda/Srikayanya khas Siantar, cake Pisang Batam, asam Gelugur, Brokoli, Andaliman, Holat ikan dan Daun Kale  nih.

Whahahah mari kita rayakan senyuman ini dengan mengenyangkan. 

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun