Mahasiswa Untag 45 Samarinda sedang melakukan penanaman dan perawatan di riparian sungai
3-4 Januari 2021, Mahasiswa Fakultas Teknik Untag Samarinda atas nama Tatas Jerry Setiaji, Randi Arnala, Syahrul Ismail, Adjie Setiawan, Wawan Hermawan dll yang di dampingi  oleh Anggota Gmss Skm Fitriyani Sinaga melakukan penanaman di Hulu sungai Karang Mumus.
Walaupun kondisi hujan dipagi hari, saat penanaman ternyata tak menyurutkan semangat juang Mahasiswa Teknik UNTAG. Mereka terus melakukan penanaman dan perawatan di sepanjang Jalur Hijau SKM.
Mahasiswa Teknik  yang mewakili Senat Untag Samarinda Kaltim tersebut termasuk rutin melakukan kegiatan  penanaman di Sungai karang Mumus sejaj 2019 lalu. Hingga Mahasiswa teknik Untag merasa mempunyai ikatan untuk terus merawat pohon yg ditanam sebagai bentuk pengabdian dan sumbangsi ekologi sebagai mahluk hidup lainnya dibantaran sungai karangmumus.
Bahkan beberapa program kerja kemahasiswaan fakultas Teknik Untag juga beraktivitas di Karangmumus yang melibatkan mahasiswa baru tiap angkatan sejak 2020 lalu.
Dalam Edaran walikota terkait Narasi Bantaran Sungai adalah jalur hijau lahan negara yang diindahkan dengan Penertiban 523 bangunan dengan luas 16.498,08 meter persegi dengan memakan anggaran Rp 6.570.072.815 segmen Pasar Segiri, termasuk rumah, kios dan berbagai usaha masyarakat kota samarinda selama juli 2020 Â lalu hingga pengerukan yang dilanjutkan tahun 2021 sempat membuat resah sejumlah masyarakat.
Sehingga ditahun 2021 ini, atas kunjungan dari Untag SMD ke Sekolah sungai Karang mumus selama 2 hari dan mendapatkan materi diskusi dari pengurus Gmss Skm diantaranya Iyau Tupang, Misman RsU dan Ahkyar Khay. Hal ini dilakukan juga sebagai pengantar dengan akan dihelatnya kegiatan besar penanaman di sungai karangmumus dalam 2 minggu kedepan kembali.
Dalam kunjungan Mahasiswa Fakultas Tenik Untag tersebut, Ada banyak materi diskusi yang telah disampaikan  Ahkyar, diantaranya  adalah tentang pentingnya anak muda kaltim saat ini mengembangkan produk produk dari hasil vegetasi Sungai, agar ekonomi masyarakat yang berada disekitar Sungai juga terbangun dan adanya pola kontiunitas dari penanaman pohon di bantaran.
Dalam diskusi tersebut Randi Arnala (Teknik Arsitektur) Untag jga sangat menyayangkan adanya pembabatan dan pengurukan ditengah waspada awal pandemi covid 19, yang berdasarkan informasi fitriyani Sinaga.  zona paling rindang Riparian Sungai Karangmumus diarea hilir jembatan Lempake Tepian, Gunung Lingai, Samarinda Utara yang sering kita sebut Kanopi Keinan  dari 34,7 Km aliran sungai,  dibabat tak tersisa pada 7 April 2020 lalu sempat membuat para Anggota Gmss Skm geram. Lantaran bahwa Zona tersebut adalah zona sisa vegetasi asuhan yang akan menjadi perolehan anakan asli vegetasi sungai karang Mumus.
Arlana sangat menyayangkan adanya teknik teknik pengurukan sungai yang membabat habis tanpa sisa dan tanpa adanya sosialiasi kepada warga masyarakat terlebih dahulu.
"Narasi sungai sebagai Jalur hijau Pemerintah memang kita dukung, tapi kita juga harus jeli melihat sisi hulu sungainya agar paham daya tampung sungai karangmumus ini sampai dimana, jangan sampai pemerintah uruk uruk terus, tp lupa bahwa untuk memperlambat laju air dan lupa bahwa kita harus menumbuhkembangkan Samarinda kota ramah air dengan menanam pohon dihulu dan hilir, gak melulu penurapan Betonisasi semen. klw fokus uruk uruk terus, akan berpotensi membawa bencana lebih besar. Budidaya Aren dan Nangka pohon konservasi sungai sebagai alternatif pemaksimalan daya tampung sungai karangmumus di hulu. " (Fitriyani Sinaga, Gmss SkM)