Mohon tunggu...
Fitriyani Megasari
Fitriyani Megasari Mohon Tunggu... -

sekarang ini saya adalah mahasiswa di sala satu perguruan tinggi negeri di indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kamu

5 Januari 2011   09:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:56 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kamis, November …

Aku bukanlah pelindung bagimu…

Namun setiap asa yang tercipta bukanlah tombak bagiku…

Aku tak pernah memaksamu untuk hinggap di sayapku..

Namun, aku akan menuntunmu sampai ke titik terang itu…

Dimana kita khan menemukan cahaya…

Dimana kita bisa bernafas lega..

Saat itu…kita khan menopang dagu…

Bahkan merenung tentang makna kehidupan…

Aku takkan menyeretmu kedalam kegundahan…

Berikan aku ruang untuk bergerak…

Di situ…

Aku akan menjagamu dan menghapus setiap tetes airmatamu…

Langit malam tampak begitu sunyi tanpa di temani sang bulan yang biasa menghiasi kesendiriannya . Lampu lampu merkuri di jalan pun mulai redup. Sementara kerlipan bintang mulai samar di angkasa, sementara angin tak lagi berhembus dan sang dewi malam pun tak lagi beterbangan tuk menabur cinta di kala sunyi…

Sementara aku hanya bisa terduduk lemas di sudut kamar sambil terus menyeka airmataku yang tak henti-hentinya menetes karna ulahmu…

Ya, ulahmu yang membuatku harus berpura-pura ceria di hadapan semua orang, padahal hatiku sakit !

Setidaknya airmata itu dapat membuat hatiku sedikit terobati dari bayang sang pangeran yang terus menggerogoti otak ini karna sejak tadi hanya wajahmu yang terus ada di pikiranku…Wajahmu yang terlihat lugu, polos dan tanpa dosa itu !

Kamu masih ingat ?

Suatu malam kamu pernah berkata, “Pandanglah satu bintang yang paling terang bila kamu rindukan aku, pasti aku akan merasakan hal yang sama seperti yang kamu rasakan.”

Tapi nyatanya ?

Setelah kamu menghilang…

Satu bintang pun tak mau menampakkan wajahnya padaku. Ia terus bersembunyi di gelapnya malam

Apakah keadaan bintang itu sama seperti dirimu yang enggan kulihat dan kurasakan keindahannya ?

***

Melupakan seseorang yang kita cintai secara paksa…

Menyesakkan ! Tapi itu lah yang saat ini harus ku lakukan…melupakan sosokmu secara paksa walau sangat menyakitkan karna aku mencintaimu.. mencintai segala kekurangan dan kelebihanmu…

Mengenangmu…

Merupakan hal indah yang selalu membuatku tersenyum bahagia bahkan menangis karna sangat menyakitkan. Tapi aku suka dengan hal itu…mengenang saat dimana aku masih bisa bersandar di bahumu…saat aku tertawa ketika bercanda denganmu…saat aku harus panik ketika kamu sakit dan saat aku menangis ketika melihat kenyataan yang tak seindah bayangan kita…

Mengenalmu…

Awalan indah di hidupku… karna ‘warna’ yang kamu beri begitu indah untukku…

***

Setahun yang lalu…

Semua berawal dari masa orientasi. Kamu mengenalku karna aku selalu dikerjai oleh semua senior. Setelah masa itu pun, kamu mulai menjadi ‘peneror’ yang selalu memata-mataiku, kamu sering memberi kejutan kecil padaku, namun kamu tak pernah menampakkan ‘wujud’ mu di hadapanku.

Sampai suatu hari kamu mengalami kecelakaan hingga kamu pun mengakui siapa identitasmu. Rion Anindya Lencana, siswa kelas 1F.

Semenjak itulah, aku selalu mencari ‘wujud’mu namun tetap saja kamu selalu menghilang, entah kemana. Namun, tanpa di sengaja, akhirnya kita berpapasan di toko buku ketika kamu sedang bersama Zaki.

Manis dan pendiam, itu pendapat pertamaku tentangmu, dan semenjak itu lah kita menjadi dekat. Aku masih ingat sehari sebelum kamu berulang tahun, Zaki mengajakku ke Pantai Pasir Indah.

Setibaku di sana, tampak segerombolan anak-anak bermotor dan di sana ada kamu! Sementara itu Zaki pun ‘menyerahkan’ aku padamu, dan kamu membawaku pergi dari Zaki dan teman-temanmu.

Tepat di pinggir pantai, kita duduk berdua dan kata cinta itu pun terucap dari mulutmu. Kamu ingin menjadi kekasihku, kamu ingin menjadi sang dewa yang ingin menjagaku, dan kamu ingin menjadi perisaiku saat aku rapuh.

Ya, aku pun menjadi kado terindah di ulang tahunmu…

Hari yang ku lalui denganmu berjalan dengan indah…karna kamu adalah anugrah…kamu adalah sosok yang sangat sempurna di mataku.

Walau mungkin aku hanyalah gadis cengeng di matamu karna aku sudah berkali kali menangis di hadapanmu.

Yang aku ingat, saat aku menangis, kamu begitu panik, mungkin kamu bingung apa yang akan kamu perbuat melihat aku yang begitu rapuh namun tak lama, kamu menggenggam tanganku sambil berbisik, “Aku ga kan ninggalin kamu, aku sayang sama kamu, aku bakalan selalu ngejagain kamu.”

***

Sejenak aku terjaga dari lamunanku tentangmu mengenai awal perkenalan kita dulu…

Aku masih ingat kejadian yang terjadi siang tadi…

Kamu menelponku…

Kamu hanya terus menyalahiku tanpa sadar atas “Dosa Terbesar” yang telah kamu perbuat padaku.

Dosa yang selama ini kamu tutupi dengan perubahan sikapmu padaku

Dosa yang memupuskan semua harapan ku pada dirimu…

Banyak alasan seseorang untuk patah hati

Memang menyakitkan…

Takkan ada yang memahami walau seseorang berkata “Aku ngerti apa yang kamu rasakan”, tapi sebenarnya mereka tidak benar-benar mengerti karna mereka sedang tidak dalam posisi kita

Tanpa kamu sadari…

Aku bertahan walau sebesar apa pun badai yang ada di hati kita…

Badai yang pada akhirnya membuat cahaya di hati kita meredup…

Pada kepercayaan yang mulai rapuh…

Pada rasa yang mati secara perlahan…

Kepergianmu mampu membelah langit,,

Kepergianmu tlah mematahkan angan dan impian yang tlah ku rajut

Mungkin janji yang kamu ucapkan dulu bisa di lupakan dengan mudah setelah kamu membuat janji yang baru, janji yang tak akan pernah di tepati

Seperti janjimu padaku setahun yang lalu…

jelas takkan tertepati setelah apa yang terjadi siang tadi…

Kamu takkan menyadari perubahan sikapmu, tapi aku…seseorang yang sangat menyayangimu, akan merasakan setiap detail perubahanmu..

Tanpa sepengetahuan kamu, aku meminta Irvan untuk memata-mataimu. Dan akhirnya aku mengetahui bahwa ada yang tersimpan di balik perubahan itu…

Ada “dia” di antara kita…

Tanpa ragu, kamu pun mengakuinya yang kini hadir di hatimu…

Kisah kita pun berakhir… percuma saja segala cinta dan kasih sayang yang selama ini tertanam di hati kita

Walau di hatiku masih terukir namamu…

Ya, kamu…

Kamu yang sempat membuat hari-hariku indah…

Kamu yang sempat mengajari bagaimana cara mencinta…

Selanjutnya, aku hanya berpura-pura tertawa dan tersenyum di depan semua, aku hanya berpura-pura tegar sebelum akhirnya aku terjatuh kedalam derasnya airmataku

Tak ku sangka, kisah kita berakhir setragis ini…padahal..ku pikir kamu lah seseorang yang sangat tulus mencintaiku, menerimaku apa adanya, seseorang yang khan slalu menjaga di setiap derap langkah ku..namun kenyataannya..kamu tidak seindah itu, cinta..

***

Masih seperti tadi…

Aku duduk di sudut kamar sambil terus menangisi kepergianmu…

Sempat terpikir di benakku, “Apa pantas kamu ku tangisi setelah kamu memupuskan semua harapan yang ku punya ?”

Malam memang tlah sunyi….

Namun aku masih berharap kamu kembali hadir membawakan satu cinta tulus hanya untukku…bukan untuk dirinya…!

Walau berat, aku harus belajar tuk melupakanmu…

***

Jum’at, November…

Pagi ini aku terbangun karna memimpikanmu…

Dalam mimpi, aku melihatmu terbang dengan sayap emasmu yang begitu indah…Kamu menghampiriku sambil tersenyum…senyum yang tlah lama tak kamu berikan padaku

Kamu menggenggam erat tanganku sembari berbisik, “Aku sayang kamu, maafkan aku….”

Belum selesai kalimat itu terucap, tiba-tiba tubuhku terhempas jauh darimu… Saat itu aku melihat seorang yang tak ku kenal menghampirimu dan mengajakmu pergi sementara kamu menyambutnya…

Kamu terbang bersamanya dan berlalu sambil berkata “Maafkan kepergianku, Cinta…”

Ku kumpulkan semua tenaga yang masih ku punya untuk melangkahkan kaki ku ke sekolah, walau mungkin aku akan melihatmu di sana…

***

Satu kejutan menghampiriku saat aku baru saja tiba di sekolah karna berita tentang berakhirnya hubunganku dengan mu menyebar begitu cepat

Aku hanya bisa tersenyum getir saat satu persatu pertanyaan itu datang pada ku

Tadi, aku melihatmu sedang duduk di koridor…

Wajahmu tampak tak berdosa…seolah-olah tak ada yang hilang dari sebagian hidupmu

Setidak bermakna itu kah diriku ?

Cinta…

Sadarkah kamu…

Aku masih ingin bersamamu…

Aku masih ingin melihat senyummu…

Aku masih ingin merasakan dekapan hangatmu…

“Apa masih ada aku di hatimu ?”

***

Sabtu, November…

Sial !

Hari ini aku harus bertatapan denganmu…

Aku harus menyebutkan namamu saat aku di minta untuk mengabsen siswa di kelasmu

Ketika itu juga aku harus mendengar sorakan dari teman-temanmu yang menurutku begitu menyebalkan !

Sesaat mata kita bertemu…

Namun tak lama, pandanganku melayang ke arah mejamu….

Ada boneka pemberianku di sana…boneka kecil yang ku harap bisa membuat mu selalu ingat padaku..

Aku sempat terpana, tidak percaya…

Kupikir boneka itu akan kamu buang setelah kisah kita berakhir…

Namun tak lama, harapan itu hilang karna mungkin kamu sengaja ingin membuatku merasa “bangga” dengan cara seperti itu…

Hanya memperparah luka !

***

Senin, November…

Hari ini aku tak mampu melangkahkan kaki ku ke sekolah..karna tiba-tiba suhu badanku naik…

Hari ini pun aku ingin menyembuhkan luka dan menghapus bayangmu secara paksa…walau terasa perih dan menyakitkan

Aku kembali meringkuk di sudut kamar sambil kembali mengingat semua kenangan yang pernah terjadi di antara kita walaupun itu membuat hatiku semakin terluka…nyatanya…aku masih lemah tanpamu…

Aku terdiam, mencoba memaknai kepergianmu…

Sebelum akhirnya aku harus benar-benar melupakanmu…

***

Aku membuka mataku dengan berat…

Sejak tadi aku tertidur hingga malam tiba…

Aku beranjak menuju pavilium, dengan di temani angin malam dan tebaran bintang di langit, aku berusaha memulihkan hatiku yang terpuruk ketika aku kehilanganmu…

Aku mulai menyadari bahwa ini memang jalan yang terbaik karna cinta yang sejati…ialah ketika seseorang yang kita cintai telah mencintai orang lain, kita masih bisa tersenyum dan turut bahagia atas kebahagiaanya

Aku mulai mengambil serpihan hatiku yang sempat berantakan karnamu…

Sekarang telah tiba saatnya dimana aku harus melupakanmu, membiarkan kamu hilang dari hatiku dan merelakanmu pergi bersamanya…

Maaf…bila aku tak bisa menjadi yang terbaik untukmu…

Maaf…bila aku tak bisa menjadi seperti “dia” yang bisa membahagiakanmu di setiap saat dan maaf..atas ego yang slama ini bertahta di diriku

Aku bukanlah gadis yang diutus untuk menemanimu…

Di suatu tempat tlah ada gadis istimewa yang tercipta untukmu

Terima kasih cinta, kamu berhasil membuat aku merasakan patah hati, kehilangan dan rindu yang begitu mendalam. Rasa yang tlah lama tak ku rasakan itu kini kembali hadir…

Aku akan berusaha untuk berhenti mencintaimu meski airmata ini terus mengalir seiring dengan kepergianmu…

Ku biarkan asa ku terbang tinggi…

Biarlah rasaku padamu kusimpan rapi di sudut hatiku…

Aku menghela napas panjang, tak ada yang perlu di sesalkan…

Aku yakin, aku bisa tanpamu..

Aku sudah mampu merelakanmu pergi bersama cinta yang lain…

Dan kini…AKU SUDAH BISA MELUPAKANMU…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun