Di Minangkabau, Sumatra Barat, salah satu prosesi pernikahan yang paling ditunggu-tunggu kaum wanita yaitu "Malam Bainai".  Bainai secara harafiah berarti memakaikan inai paada calon pengantin wanita yang terbuat dari tumbuhan biasa yang  digunakan untuk memerahkan kuku. Malam bainai adalah malam yang terakhir bagi calon pengantin wanita di Minangkabau, untuk merasakan kebebasan sebagai wanita yang masih lajang. Tujuan Malam Bainai ini adalah agar menghindari pengantin wanita dari hal-hal buruk yang akan menimpanyaa.  Malam Bainai merupakan ritual melekatkan tumbukan daun henna merah ke kuku calon pengantin wanita, prosesi ini dilakukan pada malam sebelum hari pernikahan datang. Tumbukan ini dibiarkan semalaman, hal ini dilakukan agar meninggalkan warna cantik kemerahan pada kuku calon pengantin.
      Pada zaman dahulu, Bainai sangat dipercayai sebagai suatu cara untuk menghindari musibah yang datang  bagi calon pengantin, walaupun sekarang ini kepercayaan itu sudah tidak lagi melekat dimasyarakat, bahkan hanya melewatkan saja. Namun masih ada sebagian orang dulu yang masih menjalankan tradisi ini ke anak-anak dan cucu-cucunyaa, karena Malam Bainai ini adalah sebuah tradisi pernikahan khas Minangkabau yang harus kitaaa lakukan. Biasanya tradisi Malam Bainai ini dilakukan pada malam hari setelah masuknya waktu shalat Magrib atau shalat Isya. Sebelum dilaksanakannya acara inti, prosesi yang akan dilewati oleh calon pengantin wanita yaitu bamandi -- mandi, maniti kain kuniang, setelah itu bainai.
     Pada malam bainai, calon pengantin wanita yang diberi nama  Anak Daro harus memakai pakaian tradisional yang bernama baju Tokah dan hiasan dikepala bernama Suntiang. Calon Anak Daro dipercayai akan terlindungi dari hal-hal buruk yang datang kepadanya,  jika  Anak Daro tersebut sudah melewati prosesi ini. Daun henna merah tersebut sangat dikenal dimasyarakat Minang sebagai daun inai. Namun tidak seluruh  masyarakat Minangkabau mempercayai hal tersebut seutuhnyaa.  Karena pada zaman sekarang prosesi Malam Bainai ini hanya dianggap sebuah proses untuk membuat calon Anak Daro terlihat tampil cantik dengan hiasan Inai di tangannyaa.
Mandi-mandi sebelum Malam Bainai
     Sebelum Anak Daro melakukan prosesi Malam Bainai, biasanya Anak Daro akan melakukan ritual mandi yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Tetapi, mandi yang dimaksud disini agak sedikit berbeda dari  pengertian pada umumnya. Di Minangkabau, calon Anak Daro hanya akan dipercikkan air kembang sebagai simbol saja.  Dan Anak Daro akan melewati sebuah proses mandi-mandi yang menyerupai proses siraman Adat Jawa, namun proses mandi-mandi pada calon Anak Daro hanya diberi percikan air. Air yang dipercikan tersebut harus menggunakan daun sitawa sidingin dan dipercikan oleh sesepuh yang berjumlah ganjil. Karena  angka ganjil dipercayai sebagai hal sakral, seperti sholat 5 waktu untuk kaum Muslim. Setelah percikan dari sesepuh, percikan air terakhir pada Anak Daro dilakukan oleh orang tuanya.
    Namun ada peraturan yang harus  dilakukan ketika mandi-mandi ini, salah satunya yaitu yang boleh memercikkan air kembang ke calon Anak Daro adalah kedua orangtuanya, Jumlah percikan tersebut tidak boleh genap, melainkan harus ganjil, karena begitu jugaa kepercayaan orang dulu. Tidak hanya itu aja, pada saat Malam bainai ada juga keluarga besar yang turut serta hadir sebagai wujud kasih sayang dan restu mereka atas pernikahan anak kemenakannyaa. Air kembang yang dipercikkan tersebut bukan sembarangan air, melainkan air kembang ini akan dipercikkan menggunakan sebuah daun bernama daun sitawa sidingin atau daun cocor bebek.
    Setelah dilakukannyaa proses mandi-mandi ini,  Anak Daro dibawa oleh orang tuanya melewati kain jajakan kuning menuju pelaminan, proses ini adalah simbol perjalanan hidup dari calon pengantin. Kain yang sudah dilewati, kemudian akan digulung oleh dua saudara laki-laki dari pihak calon pengantin untuk melambangkan bahwa pernikahan cukup dilakukan satu kali seumur hidup. Setelah sampai di pelaminan, Anak Daro akan disambut oleh kerabat wanita yang dituakan dalam keluarga besarnyaa. Pada Malam Bainai inilah menjadi kesempatan bagi keluarga dan kerabat untuk memberi petuah-petuah pada Anak Daro.
    Jadi pada proses ini, para saudara wanita yang menaburkan henna pada kuku calon pengantin akan melakukannya sembari berbagi sedikit petuah pernikahan. Setiap kuku yang dipakaikan inai mempunyai arti tersendiri. Pada saat inai dipakaikam di kuku jari kelingking yang artinya Anak Daro didoakan agar bisa melewati masa-masa sulit yang dihadapi bersama calon suami. Inai yang diberikan pada kuku jari telunjuk yang artinya harapan untuk Anak Daro agar dapat berhati-hati dalam membuat keputusan. Inai yang dipakaikam dii kuku jari tengah artinya harapan supaya ia dapat membagi kasih sayang dengan adil. Inai pada kuku ibu jari artinya doa untuk calon pengantin perempuan agar menghormati suaminya kelak, karena surga istri ada ditelapak kaki suami. Dan Inai pada kuku jari manis artinya doa untuk Anak Daro supaya memiliki kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah warrahmah.
    Jumlah dari setiap kuku yang diberikan Inai mempunyai arti. Kuku yang dipakaikan inai hanya 9 jari saja, karena kepercayaan orang Minang, kalau inai dipakaikan 10 jari dianggap sempurna, karena  kesempurnaan itu hanya  dimiliki oleh Yang Maha Kuasa. Biasanya inai digunakan oleh calon pengantin wanita untuk hiasan ditangan dan mempercantik diri. "Seni lukis henna adalah seni melukis tubuh dengan bahan pewarna lawsonia innermis, yang menandakan seseorang akan menikah atau telah menikah".
    Begitulah banyak berbagai unsur kebudayaan di Minang yang ikut serta dalam berbagai prosesi ini, seperti iringan musik saluang khas Minang agar acara Malam Bainai menjadi meriah.  Maka, Malam Bainai tidak hanya menjadi sebagai tradisi menyenangkan bagi perempuan Minang yang melepas masa lajangnya, melainkan ini adalah  momen yang sangat menyentuh bagi calon istri di mana ia mendapatkan berbagai banyak petuah dari keluarga dan kerabatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H