Berfikir merupakan Karakteristik yang dimiliki manusia, karakter pembeda manusia dengan makhluk lainnya. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Qs. Al-Haj [22]:46. :
"Maka, apakah mereka tidak berjalan di muka bumi supaya mereka mempunyai hati (akal) yang dengan itu mereka dapat memahami hakikat, atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar (seruan kebenaran)? Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati (akal) yang ada di dalam dada."
Kenyataan demikian membuat para filosof menyebut manusia sebagai hewan yang berpikir (al-insanu khayawan al-nathiq). Perkembangan ilmu pengetahuan atau teknologi merupakan buah hasil dari aktivitas berfikir manusia, sehingga perkembangan tidak mungkin terjadi apabila manusia tidak berfikir. Begitu tinggi kedudukan berfikir sehingga membuat para filosof menyusun suatu ilmu yang membimbing proses berpikir manusia. Ilmu tersebut lahir dari metode paradigma tertentu.Â
Paradigma  filsafat melahirkan metode yang berbeda dari kaum skripturalis. Dimana metode filsafat adalah irisan dari paradigma dan nilai, sedangkan metode kaum skripturalis (skripturalis) lahir dari paradigma yang memandang bahwa yang valid adalah yang tertulis secara verbatim dan karena itu metodenya adalah menafsirkan hal-hal yang tertulis dan menolak metode takwil yang meyakini adanya makna-makna batin seperti yang diyakini kaum Sufi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H