Setelah kepergianmu, Tuhan menghadirkan sosok dirinya.Â
Dia yang mengenalkanku tentang cinta yang tak harus memiliki.
Mungkin memang benar apa yang kebanyakan orang katakan, bahwasanya "harus ada yang hilang sehingga yang lain bisa datang".
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan hingga akhirnya bulan berganti tahun, dan Dia tetap menjadi Dia seperti saat pertama kali aku mengenalnya.Â
Bagaimana mungkin aku tak bersyukur dan tak bahagia atas kehadirannya. Aku bahagia, sangat bahagia hingga membuatku lupa akan kemungkinan Dia melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan dulu.
Kembaliku akui, bahwa sekarang aku kembali bodoh akan cinta Manusia. Rasanya ingin marah, muak, dan kecewa. Namun apa daya? Kesadaran akan kesalahanku karena telah percaya pada manusia, membuat diriku enggan untuk bersua.
Tuhan, Jika mempercayai manusia adalah suatu kesalahan, lantas aku harus percaya kepada siapa??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H