Perkembangan zaman modern ini banyak menuntut ketrampilan manusia pula. Manusia harus lihai dalam menggunakan teknologi sebagai bentuk kemajuan era digital. Suka tidak suka, mau tidak mau, lambat laun manusia akan terbiasa dengan hadirnya piranti digital dewasa ini. Tidak terbatas usia, jenis kelamin hingga status sosial semua lapisan masyarakat di dunia ini secara tidak langsung akan memusatkan segala aktivitasnya pada piranti digital.
Piranti digital lebih banyak digandrungi dibandingkan dengan tradisional karena efektivitasnya. Efektivitas waktu, biaya yang ekonomis dan jangkauan yang lebih praktis. Karakteristik manusia nowadays,akan meminimalisir tenaga demi mencapai tujuannya masing-masing. Artinya, sifat instan cenderung diminati masyarakat sekarang.
Kehadiran digitalisasi membuat bermunculan para jurnalis-jurnalis baru yang tidak dibutuhkan ketrampilan pada bidang tersebut. Artinya, siapapun bisa menjadi jurnalis selama ia melakukan kegiatan menulis dan melaporkan sebuah berita maupun informasi kepada masyarakat.
Lalu bagaimana dengan kehidupan para jurnalisme? Apa yang harus dipersiapkan para jurnalis masa depan? Akankah pekerja jurnalis kelak harus menjadi jobless karena tulisan yang mereka muat pada media tradisional harus gulung tikar? Yuk! Kita bahas secara rinci pada tulisan kali ini.
Menurut Sree Sreenivasan dan Vadim Lavrusik ketika ditanyai mengenai"The Future of Journalist" mereka mengatakan bahwa Jurnalis masa depan semuanya berbicara tentang "peluang" yang bahkan sebuah jebakan hingga kesalahan yang dibuat secara bersama adalah sebuah peluang. Hal ini menjelaskan bahwa segala aspek kini menjadi sebuah lahan "bisnis", tak ketinggalan sebuah produksi berita. Sehingga, jurnalis masa depan harus cerdik melihat peluang dan mengambil kesempatan sembari menulis berita bagi masyarakat.
Ada beberapa hal mendasar yang penting dan perlu diperhatikan bagi para jurnalis masa depan :
Pelaporan yang bagus, artinya tidak hanya baik namun juga harus menarik.
Menulis yang bagus, tulisan yang baik adalah ketika seorang jurnalis bisa membuat tulisan yang bermain dengan kata-kata, bahkan dalam cerita serius. Pemilihan kata yang ringan akan memudahkan pembaca untuk mengerti.
Etika Jurnalistik, tidak cukup menarik namun ketika menulis seorang jurnalis tetap harus berpegang teguh pada kode etik jurnalistik.
Ketrampilan Investigasi, berupa teknik liputan secara indepth atau mendalam. Teknik ini dibutuhkan guna mengungkapkan kasus-kasus yang bersifat rahasia.
Memahami Dunia, berarti jurnalis harus peka terhadap isu lingkungan sekitarnya.