Mohon tunggu...
Fitri Sulastri
Fitri Sulastri Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Pascasarjana Institut Madani Nusantara (IMN) Kota Sukabumi

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Posisi Musik dalam Pengembangan Anak Usia Dini

8 Desember 2023   11:49 Diperbarui: 8 Desember 2023   12:16 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Materi Pertemuan Ke Tiga Mata Kuliah Seni Musik dan suara

PIAUD/IMN/Semester 5

Posisi Musik dalam Pengembangan Anak Usia Dini

Meskipun seni musik telah hadir beriringan dengan peradaban manusia, kenyataannya pertanyaan apa itu seni musik tidak mudah untuk dijabarkan. Studi tentang musik akan berinteraksi dengan intuisi, mengasah, mempertajam, dan meningkatkan dengan wawasan persepsi lebih lanjut. Jamalus (1988:1) berpendapat bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui unsur-unsur irama, melodi, harmoni, bentuk, struktur lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Sylado (1983:12) mengatakan bahwa musik adalah waktu yang memang untuk didengar. Musik merupakan wujud waktu yang hidup, yang Seni Musik untuk Pendidikan Anak Usia Dini merupakan kumpulan ilusi dan alunan suara. Alunan musik yang berisi rangkaian nada yang berjiwa akan mampu menggerakkan hati para pendengarnya. Tchaikovsky berkata bahwa musik adalah suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan bunyi, yang terorganisasi dan terkristalisasi. Posisi musik dalam pengembangan Anak Usia Dini yaitu msusik berkontribusi dalam Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak Usia Dini serta musik berkontribusi pada Perkembangan Fisik dan Motorik Anak Usia Dini.

1. Kontribusi Musik dalam Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak Usia Dini.

  • Seorang filsuf Yunani terkenal telah menyatakan pandangannya tentang pentingnya musik dalam kehidupan manusia. Dia adalah Plato (300 SM). Plato mengatakan bahwa musik adalah alat pendidikan yang memiliki kekuatan yang besar (the most powerfull educational aid), juga bermain. Anak-anak memiliki kecenderungan yang alami untuk bernyanyi dan bermain, dan bentuk kedua aktivitas ini memegang peranan penting dalam perkembangan mereka. Tujuan utama bernyanyi dan bermain adalah bergembira. Melalui aktivitas tersebut mereka mengekspresikan diri mereka. Bermain dan bermusik adalah aktivitas yang saling berhubungan erat, berperan penting bagi perkembangan mental dan intelektual mereka. Selain itu aktivitas tersebut merupakan bentuk dasar bagi pembangunan kemampuan berbahasa mereka. Ditemukan juga adanya hubungan musik dengan pengembangan kemampuan matematika. Penelitian tentang pemanfaatan musik Barok memperlihatkan, bahwa ketika musik ini dimainkan pada saat anak berkonsentrasi, kemampuan mengingat dapat ditingkatkan hingga 26%. Musik Barok dapat menstimulasi bekerjanya otak sebelah kanan dan kiri, dan musik ini dapat membantu mengembangkan konsentrasi. Musik dapat berkontribusi membangun suasana yang spesifik. Dengan bantuan rekaman opera dan orkestra, secara berkelompok anak-anak dapat menyesuaikan gerakan-gerakan tubuhnya dengan musik dan menirukan penyanyi-penyanyi dan pemain orkestra yang dilihatnya di televisi.Lebih lanjut dikatakan oleh Yazejian dan Peisner-Feinberg (2002) peneliti dari FPG Child Development Institute, USA, bahwa pengalaman musik dan gerak kerapkali dipandang sebagai aktivitas dan materi yang berkaitan dengan perkembangan kemampuan berbahasa dan kognitif anak, yakni kemampuan-kemampuan yang diasosiasikan dengan definisi konvensional dari kesiapan bersekolah.
  • Aktivitas bermusik yang ditekankan pada syair lagu, irama syair, pola-pola irama, ketukan yang tetap, dan mendramatisasi cerita melalui gerak dan instrumen musik telah memberikan efek yang positif pada ketrampilan berbahasa anak. Musik akan memperluas dan memperkuat daya ingatan anak yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk membantu pengembangan kemampuan berbahasa anak. Definisi kata-kata dalam kamus hanya menyampaikan sepersepuluh bagian dari makna keseluruhannya. Sebagian besarnya lagi tersirat dalam melodi berbicara (irama, lirik, dan timbre). Coba bandingkan dua cara mengucapkan kalimat lagu ini ..."lihat kebunku penuh dengan bunga". Ucapkan kalimat tersebut dengan biasa saja tanpa bahasa tubuh (mengoyang atau mengayunkan tangan). Lalu ucapkan (sambil dengarkan baik-baik) dengan memanjangkan beberapa suku kata, seperti ini ..."lihaaaat kebunkuuuuu, penuh dengan bungaaaaa", dengan sambil mengayunkan tangan atau dengan melenggokkan tubuh. Ada rasa yang berbeda bukan, begitu pula yang dirasakan oleh anak. Di dalam otak letak pusat bahasa dan pusat musik adalah terpisah namun bersebelahan, dan perkembangan keduanya masing-masing terjadi hampir secara pararel. Ini menjadi salah satu alasan mengapa mendengarkan musik tampaknya juga merangsang keterampilan berbahasa anak.
  • Begitu pula sebaliknya, keterampilan berbahasa mendorong anak mendengarkan secara aktif yang selanjutnya pada gilirannya anak memainkan musik dan bereksperimen menciptakan lagu atau musik sendiri melalui permainan musiknya. Kemampuan mendengarkan dengan baik akan membuka kesempatan pada keterampilan berbahasa yang lebih baik pula, selain kerja otak menjadi lebih efisien, dan meningkatkan kemampuan anak dalam penyelarasan terhadap diri sendiri dan orang lain. Dengan sering anak usia dini bernyanyi, bersyair, dan berpantun (ketiganya berirama) dan memainkan permainan-permainan berirama.
  • Aktivitas-aktivitas ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan perbendaharaan kata pada anak-anak. Tentu saja selain itu juga akan meningkatkan keterampilan motoriknya. Dalam lagu kanakkanak biasanya penekanannya ada pada bunyi dan bangunan kata-kata yang terdengar menyenangkan anak yakni lagu-lagu yang secara fonetik jelas dan juga jenaka. Lagulagu yang seperti apa yang dimaksudkan itu? Yakni lagu-lagu yang sederhana baik syair maupun melodinya, berdurasi pendek, berulang-ulang melodi dan syairnya, memiliki wilayah nada yang sesuai dengan pitch suara anak yang cenderung tinggi, dengan namun wilayah nada yang terbatas. Biasanya lagu-lagu kanak-kanak dapat dinyanyikan sambil bermain atau beraktivitas lainnya. Karena dianggap sebagai permainan, maka anak akan termotivasi untuk mendengarkan, mempelajari, dan mengucapkannya. Lagu kanak-kanak mampu berfungsi sebagai sebuah katalisator transisi penting dari dunia nonverbal seorang kanak-kanak menuju ke dunia manusia dewasa dengan komunikasi lisan. Lagu kanak-kanak merupakan alat peraga yang paling baik untuk mengajarkan bahasa kepada anak usia dini.

2. Kontribusi Musik pada Perkembangan Fisik dan Motorik Anak Usia Dini.

  • Aktivitas bermain dan bermusik dapat membantu anak membentuk fisik mereka. Kemampuan koordinasi dapat dikembangkan dengan permainan yang bertujuan mengembangkan otot-otot mereka. Ketika anak menyanyikan lagu "Naik Delman" bersama guru atau orang tuanya, anak akan dengan senang hati diminta untuk bernyanyi memperagakan gerakan bagaimana seekor kuda berjalan atau gaya sang kusir mengendalikan kudanya, atau menirukan bunyi sepatu kuda. Gerakan-gerakan dengan melenggaklenggokan badannya (torso) dan gerakan melompat-lompat atau saling menepukan kedua tangannya telah membuat otot-ototnya berkontraksi. Bernyanyi "Naik Delman" dan menyanyikan lagu-lagu yang dinamis selain telah melatih koordinasi antargerakan, juga melatih koordinasi antara suara dengan gerakan. Dengan karakter musik yang universal, maka menjadikan beraktivitas musik sebagai suatu aktivitas bersosialisasi yang mengembangkan kebersamaan di antara pribadi-pribadi, budaya-budaya, dan kebangsaan-kebangsaan yang berbeda.
  • Kesadaran dan penerimaan orang yang berbeda ras dan kebudayaan dapat dikembangkan melalui bermain dan bermusik. Melalui bermain dan bermusik anak dapat menciptakan sebuah dunia imajinatif di mana seorang anak dapat membangun kemampuan-kemampuan atau potensi-potensi yang tak terduga. Bermain dan bermusik juga dapat merangsang kreativitas-kreativitas kecil. Anak-anak mempunyai kecenderungan mengeksplorasinya melalui bermain. Bagi bayi dan anak-anak kecil, musik dan permainan merupakan dua aktivitas yang tidak dapat dipisahkan (Bridges 1994; 36). Anak-anak ada masa usia balita senang dengan permainan yang selalu dikaitkan dengan musik (Maxim 1989;304). Menurut Lay-Dopyera & Dopyera (1997; 396), beberapa anak menghubungkan musik melalui gerakan-gerakan.
  • Pada umumnya anak kecil sangat suka bermain. Melalui bermain mereka belajar, bergerak, dan bermusik. Aktivitas-aktivitas tersebut mengembangkan kedua keterampilan motoriknya. Pengembangan keterampilan motorik-kecilnya dapat dijumpai pada permainan alat musik yang banyak menggunakan jari-jari; sedangkan keterampilan motor-besarnya dikembangkan ketika dia menari atau marching band (bermain musik bersamasama sambil berbaris atau membuat formasi). Selain itu bermain musik sekaligus juga mengembangkan kepekaan sensor-motor lainnya, seperti ketika seorang anak bermain glokenspiel kecil, maka dia harus mengkoordinasikan mata dan tangannya. Mencari bilah-bilah yang akan dipukulnya dengan indera penglihatan dan gerakan memukul yang dengan tepat pada bilah yang diinginkan dengan keterampilannya memegang stik (tongkat pemukul)nya dan memukulkannya pada bilah terpilih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun