Manuver Suryadharma Ali yang mengikuti kampanye Partaii Gerindra sampai saat ini merupakan manuver politik yang aneh dan janggal dan akan selalu dikenang sebagai manuver politik yang kebablasan. Suryadharma ali bukan saja menjatuhkan kredebilitas Partainya tetapi juga menampar mukanya sendiri, entah apa yang mendalangi Suryadharma Ali melakukan ini, apakah ada back up politik dari Prabowo?.
Elite PPP tidak menyadari bahwa partainya secara halus dan perlahan lahan sedang diambang perpecahan, ini disebabkan akibat sikap rakus dan pragmatis elit elit PPP yang khawatir tidak mendapatkan kekuasaan pada pemerintahan mendatang.
Salah satu bentuk ketidakcerdasan sejumlah elite PPP dalam berpolitik, diantaranya kehadiran Suryadharma Ali dalam kampanye Partai Gerindra, tidak hanya hadir bahkan SDA secara terbuka dan terang terangan mendukung Prabowo sebagai calon presiden tanpa adanya konsolidasi internal PPP.
Pemecatan beberapa pimpinan PPP oleh SDA menunjukkan ketidakmatangan SDA sebagai ketua umum. Kalau saja dia bersedia menjawab dengan tegas alasan kehadirannya pada kampanye Gerindra tentu tak akan ada riak politik di internal partai dan semua bisa diselesaikan dengan musyawarah. Sekedar mengingatkan, dengan perolehan suara 6,68 persen, peluang PPP untuk berkoalisi dengan partai lain sangat terbuka. Dan keputusan menghadiri kampanye Gerindra bukan dalam rangka koalisi tetapi itu dianggap hanya keputusan politik SDA secara pribadi.
Apakah benar Gerindra berhasil mengacak ngacak PPP?
Apa tujuan gerindra mengacak acak internal PPP, bukankah kehadiran SDA ke kampanye gerindra adalah salah satu kebodohan politik yang dilakukan SDA. SDA menganggap bahwa suara PPP akan jeblok dalam pemilihan legislatif, makanya dia perlu segera melakukan manuver untuk mendekati capres potensial yakni Prabowo. Yang kedua, SDA dengan analisisnya melihat bahwa peluang Prabowo sangat besar untuk menjadi Presiden mendatang dan menafikkan keberadaan Jokowi. Yang ketiga akumulasi permasalahan di internal PPP antara kubu NU dan Permusi yang selama ini saling menjatuhkan. Dan yang keempat, SDA ingin menghambat poros lain diinternal PPP yang tidak suka sama Prabowo.
Pointnya adalah sikap SDA lebih dianggap sebagai sikap untuk menyelamatkan dirinya secara pribadi dengan memakai kendaraan Politiknya. Dengan asumsi, jika Prabowo Subianto terpilih sebagai presiden maka peluang SDA untuk duduk dipemerintahan Prabowo sangat terbuka. sudah betul jika judul diatas bahwa PPP terkesan khawatir tak Mendapat 'kue' kekuasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H