Mohon tunggu...
Fitri Sabilah
Fitri Sabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Saya calon mahasiswa S1 Program Studi Teknologi Industri Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pembakaran Cangkang Moluska

27 Juni 2024   17:33 Diperbarui: 16 Juli 2024   09:06 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Moluska merupakan filum dari hewan invertebrata yang dikenal sebagai Mollusca. Filum ini mencakup berbagai jenis hewan yang sebagian besar hidup di laut, tetapi juga terdapat spesies yang hidup di air tawar dan darat. Moluska adalah salah satu filum hewan terbesar, dengan lebih dari 85.000 spesies yang dikenal. Beberapa kelompok utama moluska meliputi:

  1. Gastropoda (siput dan keong): Ini adalah kelompok terbesar dari moluska yang meliputi siput darat, siput laut, dan keong. Contoh: siput taman (Helix aspersa).

  2. Bivalvia (kerang-kerangan): Kelompok ini mencakup kerang, remis, dan tiram, yang memiliki dua cangkang yang dapat dibuka dan ditutup. Contoh: kerang hijau (Perna viridis).

  3. Cephalopoda (cumi-cumi, gurita, dan nautilus): Moluska dalam kelompok ini dikenal dengan kecerdasan dan kemampuan mereka untuk berenang cepat. Mereka memiliki tentakel yang digunakan untuk menangkap mangsa. Contoh: cumi-cumi raksasa (Architeuthis dux).

  4. Polyplacophora (chitons): Moluska ini memiliki cangkang yang terdiri dari delapan lempengan berlapis dan biasanya hidup di permukaan batu di laut. Contoh: chiton (Katharina tunicata).

  5. Scaphopoda (gading laut): Kelompok ini memiliki cangkang berbentuk tabung panjang yang terbuka di kedua ujungnya. Contoh: Dentalium spp.

Moluska memiliki tubuh yang lunak, yang sering dilindungi oleh cangkang keras yang terbuat dari kalsium karbonat.

Pembakaran merupakan proses kimia di mana bahan bakar bereaksi dengan oksigen menghasilkan panas dan cahaya. Proses ini dikenal juga sebagai oksidasi cepat dan biasanya melibatkan bahan bakar organik seperti kayu, minyak, gas, atau bahan bakar fosil. Pembakaran menghasilkan produk berupa gas seperti karbon dioksida (CO₂) dan uap air (H₂O), serta dapat menghasilkan polutan lain seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NOₓ) tergantung pada kondisi pembakaran dan jenis bahan bakarnya. 

Dalam pembakaran cangkang moluska, terjadi proses yang dikenal sebagai kalsinasi. Kalsinasi adalah pemanasan material pada suhu tinggi dalam kondisi yang tidak menghasilkan atau menghindari peleburan. Cangkang moluska, yang sebagian besar terdiri dari kalsium karbonat (CaCO₃), mengalami dekomposisi termal selama kalsinasi. Reaksi kimia utama yang terjadi adalah:

CaCO3 (s)→CaO (s)+CO2 (g)

Proses ini menghasilkan kalsium oksida (CaO), yang juga dikenal sebagai kapur tohor atau kapur bakar, serta karbon dioksida (COâ‚‚) yang dilepaskan ke atmosfer. Kalsinasi cangkang moluska dengan suhu tinggi menghasilkan kadar kalsium cangkang meningkat kerna dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida lebih optimal. Kalsinasi cangkang moluska digunakan dalam berbagai aplikasi industri, termasuk pembuatan semen, kapur untuk pertanian, dan bahan baku untuk berbagai proses kimia. Dari proses pembakaran cangkang moluska dihasilkan cangkang dengan tingkat kekerasan rendah, kadar air rendah, kadar abu rendah, dan kadar kalsium tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun