Mohon tunggu...
Fitri Rahmadani
Fitri Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 1 PGSD

Membuat konten tiktok

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Menanamkan Toleransi Siswa SD

4 Januari 2025   14:37 Diperbarui: 4 Januari 2025   14:37 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Menanamkan Toleransi Siswa SD
Nama: Fitri Rahmadani (241330001646)

 
Pendahuluan
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) mempunyai peranan penting dalam pengembangan karakter peserta didik, khususnya dalam penanaman nilai-nilai toleransi. Toleransi merupakan sikap menghargai dan menerima perbedaan yang ada, seperti perbedaan suku, agama, budaya, dan pandangan. Di negara yang terkenal dengan keberagamannya seperti Indonesia, toleransi merupakan landasan terpenting dalam menjaga persatuan dan kohesi bangsa. Oleh karena itu, sejak dini siswa harus diajarkan  pentingnya hidup berdampingan secara damai, dan saling menghargai. Di tingkat sekolah dasar (SD), pendidikan kewarganegaraan merupakan media yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai tersebut melalui pembelajaran yang sederhana namun bermakna.
Anak usia dini khususnya sekolah dasar merupakan masa yang prima bagi pembentukan pola berpikir dan sikap. Pembelajaran PKn menuntut siswa untuk menghargai keberagaman yang ada disekitarnya, termasuk keberagaman teman sekelasnya. Melalui berbagai kegiatan seperti diskusi, permainan, dan cerita, siswa belajar memahami perbedaan dan bekerja sama meskipun berbeda latar belakang. Hal ini tidak hanya penting untuk menciptakan suasana sekolah yang harmonis, tetapi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial di masa depan. Dengan menanamkan nilai toleransi sejak dini,  generasi muda Indonesia diharapkan tumbuh menjadi individu yang mampu menjaga keharmonisan dalam keberagaman dan berkontribusi terhadap persatuan bangsa.

Pembahasan
Sekolah dasar berperan penting dalam membentuk karakter siswa sejak usia dini, termasuk  menanamkan nilai toleransi. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata kuliah inti yang bertujuan untuk mengajarkan peserta didik tentang pentingnya menghargai perbedaan dan membangun hubungan yang harmonis di tengah keberagaman. Di Indonesia, negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa, toleransi merupakan landasan penting untuk menjaga persatuan nasional. Mengajarkan toleransi melalui kewarganegaraan tidak hanya memungkinkan siswa memahami konsep secara teori, tetapi juga belajar  menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Toleransi dalam konteks kewarganegaraan diajarkan melalui berbagai konsep inti, termasuk penghormatan terhadap perbedaan agama, etnis, dan budaya. Pahami hak dan tanggung jawab setiap orang. Menjaga kesatuan dalam keberagaman. Misalnya guru dapat menjelaskan bahwa semua siswa mempunyai hak untuk beribadah sesuai agamanya dan mempunyai kewajiban untuk menghormati orang lain yang menjalankan ibadah tersebut. Selain itu, siswa juga diajarkan untuk menghargai teman yang berbeda latar belakang budayanya dan tidak mengolok-olok, misalnya terhadap pakaian adat atau bahasa daerah yang digunakannya. Konsep ini ditekankan untuk membantu siswa memahami bahwa keberagaman bukanlah sesuatu yang patut dipertanyakan, namun merupakan aset yang memperkaya kehidupan bermasyarakat.
Proses pembelajaran toleransi di sekolah dasar berlangsung tidak hanya melalui penjelasan teoritis, tetapi juga melalui berbagai kegiatan interaktif yang melibatkan siswa secara langsung. Metode yang umum digunakan adalah diskusi kelompok. Diskusi ini akan memberikan kesempatan kepada siswa  untuk mengemukakan pandangannya tentang pentingnya toleransi dan  menghargai perbedaan di lingkungan sekolah. Misalnya, siswa dapat mendiskusikan bagaimana  bekerja sama dengan teman yang berbeda agama untuk menyelesaikan tugas kelompok. Melalui diskusi ini, siswa belajar  mendengarkan teman sekelasnya, memahami perspektif yang berbeda, dan mengembangkan solusi bersama.
Selain itu, kegiatan praktis seperti merayakan hari libur nasional dan festival budaya juga merupakan cara efektif untuk menanamkan toleransi. Misalnya saja saat merayakan Hari Kartini, para pelajar bisa mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia untuk memperkenalkan budaya  daerah tersebut. Kegiatan ini tidak hanya mengenalkan siswa pada keragaman budaya, namun juga membantu mereka memahami bahwa setiap budaya memiliki keunikan tersendiri yang patut dihormati. Contoh lainnya adalah menyiapkan kerajinan tangan dan masakan khas  berbagai daerah di Indonesia  secara berkelompok, sehingga siswa dapat belajar  bekerja sama tanpa memandang latar belakang temannya.
Lingkungan sekolah yang inklusif dan mendukung juga berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai toleransi. Guru dan staf sekolah dapat memberikan contoh nyata kepada siswa, seperti menaati waktu sholat siswa  agama lain atau menyampaikan ucapan selamat di hari raya agama lain. Kejadian sederhana seperti ini merupakan contoh yang menunjukkan secara langsung kepada siswa bahwa toleransi adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, sekolah dapat melaksanakan kegiatan bersama seperti pengabdian masyarakat dan kompetisi yang diikuti oleh seluruh siswa, apapun latar belakangnya. Dengan menciptakan lingkungan sekolah yang harmonis, siswa akan lebih menanamkan nilai-nilai toleransi.
Namun,  sekolah saja tidak dapat memenuhi peran ini. Orang tua dan masyarakat juga harus  mendukung upaya mengajarkan toleransi pada anak. Orang tua bisa mengajari anaknya makan bersama tetangga yang beragama lain di hari raya atau mengajaknya ke acara budaya yang mengedepankan keberagaman. Di sisi lain, dimungkinkan juga untuk menciptakan lingkungan di mana masyarakat mengakui perbedaan, seperti mengadakan kegiatan bersama yang diikuti oleh seluruh warga, apapun latar belakangnya. Dengan dukungan  keluarga dan masyarakat, siswa akan lebih menerapkan nilai-nilai toleransi yang diajarkan di sekolah  dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pembelajaran yang konsisten dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk menanamkan sikap toleransi pada siswa sekolah dasar. Nilai-nilai tersebut tidak hanya membantu siswa hidup harmonis di sekolah, tetapi juga memberikan pedoman berharga untuk menghadapi kehidupan sosial di masa depan. Generasi muda yang toleran akan menjadi kunci  menjaga persatuan dalam keberagaman dan membangun bangsa yang damai, harmonis, dan inklusif sejalan dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
 
 
 
 
 
 
 
Kesimpulan
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) penting dalam mengajarkan nilai toleransi kepada siswa sekolah dasar. Dengan belajar menghormati perbedaan agama, budaya, dan etnis, siswa diajarkan untuk hidup  dan bekerja sama secara harmonis dalam keberagaman. Kegiatan interaktif dan lingkungan sekolah yang inklusif membantu siswa  memahami dan mempraktikkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan dukungan sekolah, orang tua dan masyarakat, nilai toleransi dapat tertanam kuat dalam diri siswa. Hal ini penting untuk melahirkan generasi muda yang mampu menjaga persatuan dan menciptakan kerukunan di tengah keberagaman, sehingga berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang damai dan inklusif.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Daftar Pustaka
 
Gunawan, A. (2019). Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Karakter Siswa. Yogyakarta: Deepublish.

Kemendikbud. (2020). Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbud.

Nasution, M. (2018). Keberagaman Arifin, Z. (2021). Metode Aktif dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Surabaya: Unesa Press.

Budaya di Indonesia: Tantangan dan Peluang dalam Pendidikan. Medan: USU Press.

Sutanto, R. (2021). Toleransi dalam Pendidikan: Pendekatan dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Suyatno, S. (2020). Pendidikan Multikultural: Relevansi dan Implementasi di Indonesia. Malang: UMM Press.

Tim Pengembang Pendidikan Kewarganegaraan. (2020). Strategi Pembelajaran Toleransi di Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Wahyuni, D. (2022). Peran Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Toleransi pada Siswa Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Wibisono, A. (2019). Toleransi sebagai Nilai Utama Pendidikan Karakter. Jakarta: Rajawali Pers.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun