Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan serta keterampilan. Pendidikan sendiri memiliki peranan yang besar dalam membentuk, mengembangkan, dan mempersiapkan manusia yang berkualitas. Hal ini membuat pendidikan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan sendiri telah menjadi kebutuhan dalam kehidupan masyarakat. Walaupun kebutuhan pendidikan setiap orang pastinya berbeda, baik jenjang pendidikan maupun tempat pendidikannya, namun setiap orang berhak untuk memperoleh hak pendidikan yang sama.Â
Pembangunan dalam bidang pendidikan adalah salah satu prioritas utama di dalam agenda pembangunan nasional. Maka dari itu, pemerintah memiliki kewajiban dalam merealisasikan hak setiap warga negara untuk memperoleh layanan pendidikan demi membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan juga meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia yang mana hal tersebut juga diamanatkan oleh UUD 1945. Demikian juga warga negara Indonesia yang tinggal di daerah pedalaman juga mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan yang layak.Â
Namun nyatanya pendidikan masih menjadi permasalahan utama di daerah pedalaman Papua, hidup di daerah pedalaman membuat mereka sulit untuk memperoleh pendidikan yang layak seperti pada umumnya. Masalah yang paling utama adalah mereka kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan menempuh pendidikan 12 tahun. Berdasarkan Indikator Pendidikan Provinsi Papua 2018 masih sangat banyak anak yang berhenti sekolah dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Anak - anak yang putus sekolah pada jenjang pendidikan SD sebesar 2,21%, kemudian untuk anak putus sekolah pada jenjang SMP sebesar 6,05% dan putus sekolah pada jenjang SMA sebesar 5,41%.Â
Rendahnya kualitas pendidikan menjadi penyebab krisis sumber daya manusia di Papua. Padahal pada zaman maju sekarang ini tentunya hal tersebut akan sangat berpengaruh dengan kehidupan. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab sulitnya mendapat pendidikan yang layak di Papua yaitu kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan, kurangnya sarana dan prasarana, dan yang terakhir faktor ekonomi.
1. Kurangnya Kesadaran Akan Pentingnya PendidikanÂ
Faktor kesadaran terhadap pentingnya pendidikan sangat penting, karena apabila seseorang memiliki kesadaran akan pendidikan yang sangat rendah membuat mereka tidak ingin sekolah. Masyarakat di Papua pada umumnya lebih memprioritaskan bekerja untuk menghasilkan uang demi memenuhi kebutuhan mereka. Cara berpikir seperti itu membuat mereka tidak terlalu memperhatikan pendidikan anak. Selain itu, Kurangnya motivasi orang tua dalam memberikan pemahaman terhadap pentingnya pendidikan terhadap anak menjadikan pendidikan dipandang tidak terlalu penting oleh anak. Perlu ditumbuhkan dalam diri anak -- anak Papua bahwa pendidikan sangat penting bagi manusia karena pendidikan sendiri menentukan kualitas manusia di mana pendidikan juga memberikan pengaruh yang besar terhadap keberlangsungan hidup manusia untuk ke depannya, dan dengan pendidikan seseorang akan lebih mudah berkembang dan mengikuti perkembangan zaman.
2. Kurangnya Sarana dan Prasarana PendidikanÂ
Faktor lain yang dapat menyebabkan rendahnya pendidikan anak di Papua ialah kurangnya sarana serta prasarana yang mendukung pendidikan di Papua. Sarana dan prasarana yang dimaksud ialah kurangnya tenaga pendidik yang berkompeten, jarak dari rumah dan sekolah yang sangat jauh, dan bangunan sekolah yang kurang layak. Kurangnya tenaga pendidik yang berkompeten perlu segera dibenahi karena guru memiliki peran penting dalam membimbing dan mengarahkan anak agar dapat menjadi lebih baik ke depannya. Jarak dari rumah menuju sekolah yang jauh juga menjadi penyebab anak putus sekolah, rata -- rata masyarakat di Papua tinggal di lereng gunung yang cukup jauh dari perkotaan, akses ke sekolah yang sulit dan minimnya angkutan ataupun kendaraan yang bisa digunakan membuat anak -- anak kesulitan untuk pergi ke sekolah. Bangunan sekolah yang kurang layak juga menjadi penyebab anak -- anak sulit memperoleh pendidikan, beberapa sekolah bangunannya rusak, bangunan yang rusak membuat anak tidak nyaman dalam kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu bangunan -- bangunan yang rusak harus segera dibenahi agar anak -- anak bisa belajar dengan nyaman.
3. Faktor Ekonomi masyarakat PapuaÂ
Selanjutnya faktor ekonomi, ekonomi masyarakat Papua merupakan salah satu penyebab anak putus sekolah di Papua. Mayoritas mata pencaharian sebagian besar masyarakat Papua adalah Petani. Pendapatan yang dihasilkan oleh petani yang pada umumnya bergantung dari lahan yang mereka olah. Pendapatan yang mereka peroleh terkadang tidak sebanding dengan apa yang mereka keluarkan selama pengolahan, perawatan, dan pemupukan lahan mereka. Pendapatan yang mereka peroleh tentunya sangat mempengaruhi kehidupan keluarga mereka. Penghasilan yang hanya bisa memenuhi kebutuhan kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat membuat mereka sangat sulit untuk membiayai sekolah anak mereka. Dalam kondisi tersebut banyak orang tua yang kebanyakan memilih untuk memberhentikan bahkan tidak menyekolahkan anak mereka, sebagian besar dari mereka juga menyuruh anak mereka bekerja demi menghasilkan uang agar dapat membantu memenuhi kehidupan kebutuhan keluarga. Â
Papua kurang mendapatkan perhatian dalam bidang pendidikan, sedangkan pendidikan sangat penting dalam membentuk kualitas SDM. Oleh karena itu demi menciptakan kualitas pendidikan yang baik perlu adanya peran dari pemerintah untuk melakukan pemerataan pendidikan agar masyarakat pedalaman bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan mengenyam pendidikan 12 tahun seperti anak -- anak pada umumnya. Pemerintah harus lebih perhatian terhadap pendidikan di Papua, pemerintah bisa mengatur strategi untuk menangani permasalahan pendidikan, seperti mengirim tenaga pendidik yang berkompeten, membangun akses jalan menuju sekolah, dan memberikan bantuan bagi siswa yang tidak mampu. Dengan strategi tersebut diharapkan dapat mengubah kondisi pendidikan di Papua jauh lebih baik dari sebelumnya.