Mohon tunggu...
Fitri Nurul Hikmah
Fitri Nurul Hikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Mahasiswa Sastra Inggris, Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

"Animal Farm" oleh George Orwell: Cerminan Realitas Sosial dan Politik Indonesia

16 November 2024   13:10 Diperbarui: 16 November 2024   13:10 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Animal Farm karya George Orwell adalah sebuah novel satir paling berpengaruh dalam sastra Inggris, yang sampai saat ini masih relevan dengan dinamika kekuasaan dan korupsi. Novel yang ditulis pada tahun 1945 ini bertujuan untuk mengkritik rezim totaliter, di mana Orwell menceritakan tentang peternakan yang diambil alih oleh binatang ini ternyata bisa mencerminkan kondisi politik dan sosial di berbagai negara, salah satunya Indonesia.

Animal Farm menceritakan tentang sebuah peternakan yang dikelola oleh sekolompok binatang yang bersatu untuk melawan pemilik mereka. Mereka bertujuan membangun sistem yang adil di mana semua binatang memiliki hak dan kesejahteraan yang sama. Namun, seiring berjalannya waktu, para pemimpin baru dari kalangan babi mulai mengambil alih, mengkhianati nilai-nilai yang mereka anut sebelumnya, dan menindas binatang lain demi mempertahankan kekuasaan. Cerita ini menggambarkan bagaimana perubahan politik sering kali dikhianati oleh para pemimpin baru yang memanfaatkan kekuasaan untuk keuntungan pribadi.

Kesamaan dengan Dinamika Politik Indonesia

Di Indonesia, Animal Farm dapat dianggap sebagai cermin yang menggambarkan beberapa aspek dari realitas politik yang terjadi di Indonesia. Hal dapat diamati dari kasus yang belakangan ini terjadi yaitu politik dinasti, di mana kekuasaan politik sering kali diwariskan dalam lingkaran keluarga yang sama, atau ketika kelompok penguasa mengutamakan kepentingan sendiri dan keluarga dibandingkan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, Animal Farm juga mencerminkan kondisi di mana janji-janji perubahan kerap menjadi omongan belaka, setelah para pemimpin itu duduk di kursi yang diinginkannya, mereka seolah-olah lupa akan janji yang pernah terlontar dari mulut mereka. Sementara masyarakat sudah menaruh harapan akan terjadinya perubahan yang baik bagi kehidupan mereka, bukannya malah berubah, yang ada kondisinya malah semakin memburuk. Pada saat kampanye mereka berkali-kali mengatakan tentang perlindungan terhadap perempuan dan anak, tapi pada saat sekarang ini sangat marak terjadi kasus pelecehan terhadap perempuan dan anak-anak. Tidak hanya itu, mereka juga sering kali menebar janji akan membasmi korupsi, tapi mereka sendiri yang menjadi pelaku korupsi.

Banyak kebijakan di Indonesia yang awalnya bertujuan untuk kesejahteraan rakyat, namun dalam pelaksanaannya sering kali menyimpang dari tujuan awalnya akibat korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal ini dapat dibandingkan dengan perilaku para babi dalam Animal Farm yang, setelah berkuasa, mulai mengadopsi gaya hidup manusia dan melupakan perjuangan mereka sebelumnya.

Melalui novel Animal Farm, Orwell memberitahu kita akan bahayanya absolutisme dalam kekuasaan dan pentingnya akuntabilitas bagi pemimpin. Hal ini relevan dengan tuntutan masyarakat Indonesia saat ini terhadap kepemimpinan yang tidak transparan. Dari novel ini masyarakat Indonesia dapat belajar bahwa demokrasi harus selalu dijaga dan diawasi oleh rakyat agar tidak dikuasai oleh segelintir orang yang menyalahgunakan kekuasaan. Novel ini juga mengingatkan kita akan pentingnya kesadaran kolektif untuk memastikan suara rakyat tidak hanya didengar saat pemilu, tetapi suara rakyat akan didengar sepanjang masa pemerintahan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun