Mohon tunggu...
Nur DianaFitri
Nur DianaFitri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Nama : Nur Diana Fitri

Don't look at people by the cover

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kehilangannya

3 Desember 2019   22:43 Diperbarui: 3 Desember 2019   22:42 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini adalah hari dimana yang paling membuatku malas untuk pergi sekolah karena pada hari ini semua yang paling aku benci hadir lengkap dimulai dari aku tidak diantar oleh ayahku, upacara yang panasnya bikin kulit terbakar, piket menyapu dimana smua anggotanya berada paling dibelakang untuk urusan kebersihan ditambah mata pelajaran pertama yang gurunya sumpah kiler abis. Kalau bukan karena bunda yang suruh pasti aku bakal bobo cantik dikasur sampai matahari naik.

Pada saat aku ingin masuk ke kelas, Aku heran karena tidak biasanya kelas udah ramai kayak pasar cikarang ditambah suara mereka yang kayak udah speaker. Karena penasaran aku langsung pergi ketengah tengah dimana temanku berkumpul tanpa sempat menyimpan tasku dahulu. " eh ada apa sih kok ramai banget?". Aku langsung bertanya setelah sampai di kerumanan tersebut. "itu kita lagi ngomongin ibunya Tika" Ucap Sani saat mendengar ucapanku. "emang ibunya Tika kenapa?" tanyaku penasaran "Ibunya Tika meninggal tadi malam Dan akan dikubur pada siang Hari" jelas temanku langsung"innalillahi wainnalilahi rojiun". Ucapku Saat mendengar  perkataan temanku.

Ketua kelas Kami melapor kepada waki kelas untuk diberikan izin datang kerumah teman KamI yang sedang berduka cita. Setelah diberi izin kami langsung bergegas kerumah duka. Saat kami tiba sudah banyak tetengga maupun keluarga duka yang berkumpul. Kami disuruh untuk masuk kedalam rumah duka untuk membacakan surat Yasin kepda ibu teman kami. Setelah saya dan teman temanku masuk, saya melihat Tika duduk  sambil menangis tersedu-sedu disamping mendiang jasad ibunya yang tidur terbujur kaku dengan wajah yang sangat pucat. Saat melihat situasi tersebut, saya sempat meneteskan air mata dan juga merasakan bagaimana kehilangan seseorang yang kita sayangi.

Tika menyadari akan kehadiranku dan teman-teman yang lain dan saat itu pulaTika langsung menghampiriku dan memelukku saraya berkata"Mengapa orang yang sangat aku sayang harus pergi begitu cepat? Aku sangat menyesal karena aku belum bisa membuat ibuku bahagia dengan caraku sendiri. Dia udah pergi ninggalin aku sendiri disini"ucapnya yang membuat dadaku naik turun menahan isak tangisku sendiri" Ada saatnya kita harus melepaskan orang-orang yang memang seharusnya sudah pergi karena waktunya untuk hidup didunia ini udah habis. Kamu tidak sendiri kok kan ada aku, teman teman, ayahmu dan semua orang yang sayang sama kamu" ucapku untuk memberikannya motivasi. Setelah hampir satu jam kami dirumah duka kami pun pulang kembali kesekolah untuk melanjutkan pembelajaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun