Mohon tunggu...
Fitri NovitaYanti
Fitri NovitaYanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

halo, Saya seorang mahasiswi ilmu komunikasi Hobby saya membaca, menulis, dan menonton tv

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Uji Coba Parkir QRIS Diberlakukan, Sistem Dinilai Rumit dan Sulit

16 Oktober 2024   22:34 Diperbarui: 16 Oktober 2024   22:51 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Fitri Novita Yanti

Bandung- Sistem pembayaran parkir non-tunai dengan menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) mulai secara resmi diberlakukan uji coba pada 3 titik jalan di kota bandung yaitu Jalan Banceuy, Jalan ABC, dan Jalan Pecinan pada (10/10/24).

Uji coba ini direncanakan akan diberlakukan selama satu bulan kedepan dimana tercatat 25 juru parkir sudah menggunakan seragam dan ID Card QRIS langkah ini dilakukan agar memudahkan masyarakat dalam bertransaksi parkir secara non-tunai serta mencegah kebocoran Pendapatan Hasil Daerah (PAD).

Pada era digital ini masyarakat seringkali beralih dari transaksi tunai menggunakan transaksi non-tunai. Menggunakan QRIS transaksi dapat dilakukan secara mudah cepat dan efisien, tetapi apakah melalui penggunaan QRIS  memudahkan bagi juru parkir dan pengendara motor?

Bagi beberapa orang yang kurang familiar dengan teknologi tentu akan menuai kontra jika secara resmi diberlakukannya transaksi parkir menggunakan metode QRIS salah satunya merupakan Bapak Ajang Supriyatna (50) yang merupakan juru parkir pada Jalan Padasuka yang tidak familiar menggunakan teknologi bahkan tidak memiliki handphone yang tentunya akan kesulitan untuk beradaptasi untuk menggunakan teknologi.

"Saya tidak terlalu paham kalau harus menggunakan handphone seperti itu karena saya juga tidak punya handphone, sudah 4 tahun saya menjadi juru parkir juga pengendara selalu bayar tunai dan tidak pernah ada yang meminta membayar pakai QRIS" ucap Bapak Ajang. (16/10/24)

 Bapak Ajang sudah menjalani profesi ini selama 4 tahun yang dimana terbiasa untuk melakukan transaksi parkir tunai pada kesehariannya yang dimana menurutnya juga parkir dengan menggunakan metode QRIS sedikit rumit karena terkadang banyak pengendara yang keluar secara bersamaan sehingga akan memakan waktu jika harus mendatangi para pengendara satu persatu. Penerapan transaksi parkir QRIS tentu membutuhkan lebih banyak Langkah dan pengawasan agar transaksi berhasil, tentu para juru parkir akan merasa kesulitan karena terbiasa menerima uang tunai.

"Menurut saya bayar parkir non-tunai rumit dan mempersulit apalagi orang seperti saya yang sudah tua, disini juga bayar parkir seikhlasnya saja saya tidak berniat untuk coba pembayaran parkir pakai non-tunai" ucap Bapak Ajang.

Tidak hanya salah satu juru parkir yang merasakan kesulitan mereka untuk beradaptasi dengan transaksi parkir non-tunai, hal ini juga berlaku kepada salah satu pengendara motor, Tita (31) berasumsi bahwa parkir dengan menggunakan metode QRIS tidak efisien baginya dikarenakan tidak semua orang dapat meluangkan waktunya untuk melakukan transaksi non-tunai tersebut. "Menurut saya bayar parkir menggunakan QRIS rumit karena saya kadang suka buru-buru kerja atau harus pergi juga kalau menggunakan QRIS sedikit memakan waktu". (16/10/24)

Banyak pengendara dan juru parkir yang tidak terlalu familiar dengan teknologi tentu penerapan transaksi parkir non-tunai akan menimbulkan beberapa masalah terutama bagi mereka yang sudah rentan dan tidak terbiasa melakukan transaksi non-tunai yang dimana hal ini dapat menghambat dan memakan waktu saat proses transaksi. Banyak pengendara yang mungkin belum terbiasa dengan QRIS, sehingga juru parkir harus menjelaskan cara kerjanya. Ini bisa memperlambat proses parkir, terutama jika ada antrean panjang. Ditambah lagi, jika ada masalah teknis seperti sinyal buruk atau aplikasi yang tidak berjalan, pekerjaan juru parkir menjadi semakin rumit. Perubahan kepada tahap digitalisasi seringkali menimbulkan banyak pro dan kontra namun, dengan pendekatan yang bertahap dan inklusif penerapan sisten QRIS dapat menjadi lebih mudah dipahami oleh para pengendara maupun juru parkir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun