Mohon tunggu...
Nur Fitri
Nur Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Fitri seorang mahasiswa jurusan manajemen yang tertarik pada revolusi teknologi, dan juga tertarik pada keindahan alam dan kuliner kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Kejadian Bunuh Diri di Kalangan Remaja

28 Oktober 2023   17:53 Diperbarui: 28 Oktober 2023   17:54 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini semakin maraknya informasi aksi remaja melakukan bunuh diri, dari sekian banyaknya kejadian bunuh diri di kalangan remaja, ada beberapa faktor yang membuat kalangan remaja melakukan aksi untuk mengakhiri hidupnya. Diantaranya yaitu: Dari pergaulan atau pertemanan yang tidak sehat seperti terjadinya bullying, mulai dari bullying secara fisik ataupun lisan, ini yang membuat seseorang down, dan tidak bisa melakukan perlawanan pada lawannya, dan membuat orang tersebut murung dan lebih sering menyendiri. Kemudian tekanan dari orang terdekat seperti orang tua dan keluarga, hal ini juga berpengaruh pada Kesehatan mental orang tersebut, akibat terlalu banyak tuntutan seperti: "kamu harus mendapatkan nilai yang tinggi", "harus meraih juara kelas", atau mungkin dari perkataan "badan kamu kecil banget sih, makanya makan yang banyak", atau pun "ih badan kamu makin gendut aja, makanya diet biar gak makkin melar tuh badan", dari perkataan tersebut membuat orang tersebut tertekan, dan merasa minder pada dirinya sendiri. Kemudian faktor tugas dari sekolah/kampus yang terlalu banyak, diluar batas kemampuan ia, tidak ada orang yang dapat ia ajak berbicara untuk bisa di ajak sharing tentang tugas tersebut. Dan banyak remaja yang terlilit pinjaman online, kemudian ia tidak mampu untuk melakukan  pelunasan hutangnya,  di karenakan belum memiliki penghasilan sendiri.

Dari beberapa faktor di atas, kita semua tidak bisa untuk menyalahkan sepenuhnya kepada mereka, karena kita tidak tahu batas kesabaran seseorang, mentalnya kuat atau tidak, dan kita juga tidak bisa menyamakan kemampuan seseorang dengan yang lainnya. Dan tidak semua orang memiliki mental, kesabaran, dan kemampuan yang sama, semuanya sudah memiliki porsinya masing -- masing. Dari kasus yang pernah terjadi kita perlu menjadikannya pembelajaran hidup yang berharga, dan mencoba untuk lebih peduli dan menyayangi diri kita dan orang -- orang di sekitar kita agar tidak melakukan hal yang serupa. Dan cobalah untuk menjadi pendengar yang baik untuk mereka yang butuh di dengarkan, kita cukup mendengarkan cerita mereka, kita tidak perlu memberikan komentar atau sulusi kecuali mereka meminta kita agar memberikan tanggapan dan solusi, dan jangan pernah menghakimi mereka walaupun dari cerita yang kita dengar darinya menurut kita itu salah, kita cukup tunggu ia menenangkan diri dan setelah ia merasalah lebih baik, baru kita memberikannya sedikit nasihat untuknya.

Terimakasih yang telah membaca artikel pertama saya, semoga dari artikel pertama saya ini banyak orang yang tertarik membacanya, sehingga membuat saya semangat untuk menulis artikel selanjutnya. Jangan lupa utamakan mental health ya guysss!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun