Mataram merupakan kerajaan besar dinusantara. Peninggalan diantaranya adalah Masjid Gedhe Mataram, yang berada di Kotagede, Yogyakarta beserta bangsal, sendang,dan makam para raja terdahulu . Tempat ini merupakan salah satu tempat tujuan wisata di Yogyakarta, yang sering dikunjungi oleh warga sekitar, turis domestik, bahkan turis mancanegara, terutama pada saat weekend. Tempat ini dirawat oleh abdi ndalem dan warga sekitar. Selain menyimpan sejarah, tempat ini juga menyimpan berbagai misteri dan mitos. Sehingga adat istiadat kejawen masih kental di kawasan ini dan sekitarnya. Jika kita berkunjung kesana kita akan merasakan budaya kejawen yang hangat dan Jika kita beruntung, kita akan menemui peristiwa seperti halnya melihat warga yang telah selesai mandi kemudian menyebar bunga dan membakar kemenyan ditempat yang telah disediakan dikawasan sendang dsb.
Masjid yang berada didaerah ini bernama Masjid Gedhe Mataram, kawasan ini dibatasi dengan dengan tembok batu bata, dan gapura sebagai pintu masuk. Sehingga jika memasuki gapura dapat langsung melihat masjid ini. Selain menjadi masjid pada umumnya, kadang tempat ini juga digunakan untuk ijab qobul penikahan, syutting film, acara kejawen, studi kunjungan dll.
Bangsal, di mataram merupakan sebuah tempat berkumpulnya para pejabat kraton. Banyak bangsal disini,pada saat menuruni tangga menuju kawasan Mataram yang berada di bagian dalam didapati bangsal duda, untuk saat ini bangsal duda digunakan untuk toko peralatan. Namun ada 2 bangsal yang utama, terletak di tengah kawasan mataram, dibangsal terdapat lukisan para raja dan perabot lainnya seperti, bambu runcing, bendera merah merah putih dll, dua bangsal tersebut yaitu bangsal pengapit kidul dan bangsal pengapit ler. Bangsal pengapit kidul diperuntukkan para laki-laki, sedangkan bangsal pengapit ler diperuntukkan para wanita.Walau namanya berbeda namun bentuk bangsal sama. Dibangsal pengapit kidul terdapat lukisan Senapati Paku Buwono IX dan Senapati Paku Buwono X ,sedangkan dibangsal pengapit ler terdapat lukisan Senapati yang lain, tempat ini sering disinggahi para pengunjung untuk melihat lihat atau sekadar beristirahat setelah berkeliling Mataram.
Sendang Seliran ini terletak diselatan tembok Pasareyan Agung dan terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian laki-laki (sendang seliran lanang) disebelah utara, dan bagian perempuan (sendang seliran wadhon). Menurut berbagai sumber sendang ini dikerjakan sendiri (di selirani) oleh Ki Ageng Pemanahan dan Panembahan senapati. Ada juga yang bependapat bahwa disebut seliran karna air kolam tersebut berasal dari makam panembahan senapati (selira = badan). (Dikutip dari papan pengumuman dikawasan sendang).
Sendang Seliran, merupakan tempat mandi penghuni keraton. Mitos yang ada mengungkapkan bahwa mandi disendang merupakan obat awet muda. Terdapat dua sendang disini, yaitu sendang seliran kakung dan sendang seliran wadhon. Berbeda dengan bangsal, jika antara bangsal pengapit kidul dan bangsal pengapit ler bentuknya sama namun, antara sendang kakung dan sendang wadhon bentuk dan tata letaknya berbeda. Sendang kakung terbuka dan tempat pemandiannya berada di tengah kawasan, sendang kakung tanpa penutup atas. Sedangkan sendang seliran wadhon tertutup dan terletak dipinggir wilayah sendang, dalam kawasan sendangseliran wadhon terdapat bangsal kencur.
Selain terdapat tempat mandi dan bangsal, disendang seliran wadhon terdapat juga kolam ikan dan pada saat acara nyekar / Kirab Budaya kolam tersebut dikuras. Sedangkan disendang kakung terdapat kolam serta sumur. Mitos yang beredar air sumur tersebut merupakan obat awet muda. Air sumur tersebut tidak terlalu dalam, sehingga mudah dijangkau, disana juga telah disediakan gayung untuk mengambil air sumur, sehingga para pengunjungdengan leluasa dapat mengambil air sumur untuk cuci muka, wudhu, bahkan minum. Sampai saat ini sendang seliran masih digunakan oleh warga sekitar sebagaitempat mandi, dan setelah mandi biasanya mereka menabur bunga dan membakar kemenyan di tempat yang telah disediakan, sehingga disekitar sendang semerbak bau bunga dan kemenyan.
Selain masjid, bangkal, sedang, ada juga makam para raja Mataram, namun makam ini tidak dibuka untuk umum, seseorang dapat berziarah ke makam dengan syarat hanya memakai pakaian adat. Dan makam ini di buka pada saat – saat tertentu seperti pada saat Kirab Budaya.
Jadi, ayo kesana!, selain dapat melihat saksi mati sejarah, disana kita juga dapat merasakan atsmosfer jawa zaman dahulu, karna para abdi ndalem yang tinggal ditempat tersebut selalu menggunakan pakaian adat jawa dan kita dapat melihat ritual kejawen yang tidak terduga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H