Kajian PustakaÂ
Dalam Penelitian ini memiliki Teori-teori menurut para ahli sesuai dengan Variabel-Variabel Dependen dan Independen sebagai Berikut :
2.1.1 Teori Variabel Dependen
2.1.1.1 Kurikulum MerdekaÂ
Dalam penyelenggaraan pendidikan tidak mungkin melepaskan dari kebijakan yang dibuat pemerintahan atau pihak yang memiliki kewenangan di tempat lembaga pendidikan itu ada (ada lembaga pendidikan negeri dan swasta) dan salah satunya adalah kurikulum. (Primasari et al., 2021). Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan sangat berkaitan erat dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan (Hermanto et al., 2021).Â
Kurikulum menyangkut suatu rencana dan pelaksanaan pendidikan baik di lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional. Menurut (Prenada Media, 2009), suatu rencana yang memberikan pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Perubahan terhadap kurikulum pendidikan di Indonesia merupakan(Rachmawati et al., 2022)Â
Upaya lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Setelah Indonesia merdeka, kurikulum di Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Berbagai perubahan tersebut bertujuan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya, dimana kurikulum disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan tuntutan perkembangan jaman(Rachmadtullah et al., 2018).
1.Kebijakan Kurikulum MerdekaÂ
Untuk melaksanakan program pemerintah yaitu Kurikulum Merdeka menurut (Wijaya et al 2021) terdapat empat pokok kebijakan merdeka belajar yang harus diperhatikan. Keempat pokok kebijakan tersebut berkaitan dengan hal-hal berikut ini:Â
1.Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Pada kebijakan Kurikulum Merdeka USBN akan digantikan dengan ujian (asesmen) yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Kebijakan ini sebenarnya sudah mulai berlaku sejak tahun 2020. Ujian (asesmen) menekankan pada penilaian kompetensi peserta didik yang dilakukan dalam bentuk tes tertulis dan atau penilaian lainya yang bersifat komprehensif.Â
Dalam hal ini satuan pendidikan, guru dan peserta didik akan merasakan kemerdekaan dalam pendidikan karena satuan pendidikan dan guru dapat lebih bebas dalam menilai hasil belajar peserta didik dan peserta didik tidak merasa tertekan dengan ujian yang terlalu terpaku. Selain itu anggaran dana untuk pelaksanaan USBN yang cukup memakan anggaran dapat dialokasikan untuk mengembangkan kualitas sekolah dan guru agar pembelajaran semakin berkualitas.Â
2.Ujian Nasional (UN) Tahun 2021 menjadi awal dihapusnya Ujian Nasional (UN) digantikan dengan Asesmen Kompetensi Minimum 12 (AKM) dan Survei Karakter. Penghapusan UN didasarkan dengan konsep UN yang cenderung hanya menguji peserta didik pada ranah konten saja dan UN dipandang oleh peserta didik dan guru sebagai sebuah ujian yang membuat siswa merasa tertekan dan menegangkan. Sedangkan pada AKM selain menekankan pada konten juga menekankan pada aspek kompetensi, aspek literasi dan numerasi juga menjadi hal yang dipertimbangkan.Â
3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pembuatan RPP yang banyak hingga berlembar-lembar akan memakan waktu yang dimiliki guru. Pada Kebijakan merdeka belajar ini Menteri Nadiem Makarim mengkonsepkan pembuatan RPP guru bebas mengembangkan format RPP, yang terpenting memenuhi komponen inti yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan asesmen.Â
4.Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi Pada Kebijakan yang baru ini PPDB zonasi dilaksanakan lebih fleksibel untuk menghindari adanya ketimpangan akses dan kualitas pembelajaran di berbagai daerah. Skema yang dirancang, minimal 50% jalur zonasi, 15% jalur afirmasi, 5% jalur perpindahan dan 0-30% sisanya melalui jalur prestasi. Setiap daerah juga akan memiliki wewenang Prinsip untuk menetapkan skema yang final
2.Prinsip Kurikulum MerdekaÂ
Secara nasional dan diterapkan pada seluruh jenjang, Kurikulum Merdeka memiliki prinsip-prinsip yang digunakan untuk mengimplementasikannya. Mengacu pada Direktorat SMP (Kemendikbud 2022) prinsip tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 56/M/2022 sebagai berikut: Kondisi Peserta Didik Pada Kurikulum Merdeka pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Sehingga guru dalam proses pembelajaran harus melakukan analisis kondisi, latar belakang, tahap perkembangan, lingkungan sekolah dan melihat segala sesuatunya dari sudut pandang peserta didik.Â
Menurut (Pritchett dan Beatty 2015), kepentingan peserta didik harus diletakkan di pusat pembelajaran (center of learning). Artinya dalam pembelajaran guru tidak mengajarkan materi hanya dengan mengikuti urutan yang ada pada buku teks, melainkan sebaiknya mengajarkan konsep dan keterampilan mengacu pada kemampuan peserta didik saat itu dengan mempertimbangkan apakah peserta didik siap atau tidak untuk mempelajari suatu materi.Â
Pembelajar Sepanjang Hayat Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan mempertimbangkan stimulus dalam pembelajaran, memberikan kesempatan peserta didik untuk kritis dan berkolaborasi, aktif dan mampu membangun pemahaman peserta didik yang bermakna.Â
3.Isi Kurikulum MerdekaÂ
Perkembangan kurikulum dari waktu ke waktu tentu isi kurikulumnya pun mengalami perubahan. Bersumber pada Sistem Informasi Kurikulum Nasional yang berada dibawah naungan Kemendikbud (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, 2022) isi dari Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka.
Kerangka Dasar Pada kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat kerangka dasar kurikulum atau landasan utamanya adalah tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional pendidikan. Namun, pada Kurikulum Merdeka landasan utama yang ada pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat tidak dihilangkan atau diganti melainkan ditambah dengan mengembangkan profil pelajar Pancasila pada peserta didik. Profil pelajar Pancasila merupakan target karakter ideal peserta didik yang diharapkan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan berkebhinekaan global.
2.1.2 Teori Variabel Independen
Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi yang dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung prestasinya pun akan tinggi pula, sebaliknya motivasi belajarnya rendah, akan rendah pula prestasi belajarnya. Tinggi rendahnya motivasi dapat menetukan tinggi rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktivitas, dan tentu saja tinggi rendahnya semangat akan menentukan hasil yang diperoleh. Motivasi adalah istilah yang paling sering dipakai untuk menjelaskan keberhasilan atau kegagalan hampir semua tugas yang rumit. Hampir semua pakar juga setuju bahwa suatu teori tentang motivasi berkenaan dengan faktor-faktor yang mendorong tingkah laku dan memberikan arah kepada tingkah laku itu, juga pada umumnya diterima bahwa motif seseorang untuk terlibat dalam satu kegiatan tertentu didasarkan atas kebutuhan yang mendasarinya, (Idham Kholid, 2017).Â
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik hasrat dan keinginan berhasil serta dorongan kebutuhan belajar dan harapan dan cita-cita. Faktor eksternalnya yaitu adanya penghargaan, lingkungan yang kondusif dan kegiatan yang menyenangkan serta menarik. Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, (Nurul Hidayah & Fikki Hermansyah 2016).
1.Prinsip-Prinsip Motivasi BelajarÂ
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang.Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi.Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar-mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:Â
a.Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar.Minat merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi suatu objek, belum sampai melakukan kegiatan.Namun minat adalah motivasi dalam belajar.Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.
b.Motivasi Intrinsik Lebih Utama daripada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.
c.Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada Hukuman Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat
d.Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan Belajar Dalam kehidupan anak didik, membutuhkan penghargaan, perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar. Guru yang berpengalaman harus dapat memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.
e.Motivasi dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan.Dia yakin bahwa belajar bukan kegiatan yang sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari mendatang (Rahmah, 2002: 239).
2.Bentuk -- Bentuk Motivasi BelajarÂ
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar, di antaranya:
a.Memberi angkaÂ
 Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.banyak siswa belajar,yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik.sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nila-nilai pada rapor angkanya yang baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar asalkan naik kelas saja.Â
Namun demikian semua itu harus di ingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagamana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung didalam setiap pengetahuan yang di ajarkan kepada para siswa sehinggga tidak sekedar kognitif saja, tetapi juga keterampilan dan afektinya.Â
b.HadiahÂ
 Hadiah dapat juga di katakana sebagai motivasi,tetapi tidaklah selalu demikian.karena hadia untuk suatu pekerjaan,mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.
c.Saingan/kompetisi
 Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa.persaingan,baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.memamng unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan,tetapi juga sangat baik di gunakan untuk meningkatan kegiatan belajar siswa.
d.Ego-involvementÂ
 Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri,adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri,begitu juga untuk siswa si subyek belajar.para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
e.Memberi ulanganÂ
 Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada ulangan. Oleh karena itu, member ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan selalu sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya
f.Mengetahui hasilÂ
 Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat,maka akan ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
g.UjianÂ
 Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian,pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekalgus merupakan motivasi yang baik 8) Hukuman Sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.Oleh karena itu guru juga harus memahami prinsip-prinsip pemberin hukuman.
h.Hasrat untuk belajarÂ
 Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan ada maksud ntuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud.
i.Minat Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat.
 Motivasi muncul karena ada kebutuan.Juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Motivasi belajar bersifat tidak tetap, terkadang meningkat dan terkadang menurun.Â
 Motivasi belajar sebaiknya tetap dapat stabil pada tingkat yang baik, hal ini memerlukan upaya-upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. "Upaya-upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa diantaranya menggairahkan siswa dalam belajar; memberikan harapan yang realistis; memberikan insentif; memberikan pengarahan." (Slameto, 2010).Â
3.Peranan Motivasi Belajar
a.Peranan Motivasi dalam Proses Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan seseorang individu (jasmani dan rohani), kegiatan pembelajaran tidak pernah dilakukan tanpa adanya dorongan atau motivasi yang kuat dari dalam diri individu ataupun dari luar individu yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Adapun peranan motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: Peran motivasi sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan pembelajaran. Motivasi dalam hal in berperan sebagai motor penggerak terutama sebagai siswa untuk belajar, baik berasal dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar diri (eksternal) untuk melakukan proses pembelajaran.
b.Peran motivasi memperjelaskan tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, tanpa ada tujuan, maka tidak akan ada ada motivasi seseorang. Oleh sebab itu motivasi sangat berperan penting dalam mencapai hasil pembelajaran siswa menjadi optimal. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan bagi siswa (peserta didik) yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut.
c.Peran motivasi menyeleksi arah pembuatan.disini motivasi dapat berperan menyeleksi arah pembuatan bagi siswa apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.
d.Peran motivasi internal dan eksternal dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi internal biasanya muncul dari dalam diri siswa, sedangkan motivasi eksternal siswa dalam pembelajaran umum didapat dari guru (pendidik).
e.Peran motivasi melahirkan prestasi. Motivasi sangat berperan dalam pembelajaran siswa dalam meraih prestasi belajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa (peserta didik) selalu dihubungkan dengan tinggi rendahnya motivasi pembelajaran seorang siswa tersebut.
2.1.2.2 Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar, kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda, sehingga untuk memahami pengertian hasil belajar maka penulis akan jabarkan makna dari kedua kata tersebut. Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan, bergantung pada bagaimana kegiatan belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Belajar ialah "suatu perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu", (Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, 2010).Â
Menurut pendapat lain, belajar adalah "suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan". (Oemar Hamalik, 2013).Â
Pendapat lainnya menyatakan bahwa, belajar adalah "suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri", (Hamzah B. Uno, 2011).Â
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang belajar di atas, dapat diketahui bahwa belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar. Belajar sebagai kegiatan yang berproses merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di rumah.Â
Oleh sebab itu, belajar merupakan hal yang sangat penting, karena hanya melalui belajarlah ilmu pengetahuan dapat diraih. Setelah berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar yang dimaksud adalah "apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar", (Tohirin, 2011).Â
Selain itu, hasil belajar juga dapat diartikan sebagai "hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar", (Dimyati dan Mudjiono, 2013).Â
Adapun menurut pendapat lain, hasil belajar adalah "kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar", (Mulyono Abdurrahman, 2012).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar. Hasil yang dicapai oleh siswa tersebut bisa berupa kemampuan-kemampuan, baik yang berkenaan dengan aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.Â
a)Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil BelajarÂ
Berhasil atau tidaknya proses belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri (faktor internal) individu, maupun faktor yang berasal dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar sangat penting dilakukan dalam rangka membantu para siswa dalam mencapai hasil belajar yang sebaikbaiknya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa ialah sebagai berikut Secara spesifik, masalah yang bersumber dari faktor internal berkaitan dengan karakter siswa, sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menggali hasil belajar, rasa percaya diri, kebiasaan belajar. Sedangkan dari faktor eksternal, dipengaruhi oleh: faktor guru, lingkungan sosial, terutama termasuk teman sebaya, kurikulum sekolah, sarana dan prasarana, (Aunurrahman, 2012).Â
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri (internal) siswa dan faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) siswa. Salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) yang ikut berpengaruh terhadap hasil belajar ialah motivasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar ikut berperan penting dalam perbuatan belajar siswa.Â
b)Tujuan Penilaian Hasil BelajarÂ
"Penilaian adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk yang bersifat kualitatif." Penilaian hasil belajar merupakan alat kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan atau merupakan alat yang menyediakan atau memberikan informasi bagi usaha dan pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Tujuan penilaian hasil belajar siswa diantaranya sebagai berikut, (Muhibbinsyah, 2010):Â
1)Mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.Â
2)Mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
3)Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.Â
4)Mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas kognitifnya untuk keperluan belajar.
5)Mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses mengajar -belajar.Â
c)Indikator Hasil BelajarÂ
Keberhasilan belajar merupakan prestasi peserta didik yang dicapai dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatahui keberhasilan belajar tersebut terdapat beberapa indikator yang dapat dijasikan petunjuk bahwa proses belajar mengajar tersebut dianggap berhasil atau tidak. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mengemukakan bahwa indikator keberhasilan belajar, di antaranya yaitu:Â
Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok, dan perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, (Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, 2002).Â
Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Dengan adanya motivasi, maka siswa akan terdorong untuk belajar mencapai sasaran dan tujuan karena yakin dan sadar akan kebaikan tantang kepentingan dan manfaatnya dari belajar. Bagi siswa, motivasi itu sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta mampu menanggung resiko dalam studinya. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada siswa yang melakukan kegiatan belajar.Â
Sedangkan hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar. Berbicara mengenai hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar, pada dasarnya "motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar, akan menunjukkan hasil yang baik", (Kompri, 2016).Â
Dengan demikian, apabila siswa memiliki motivasi yang baik dalam belajar, maka hasil belajarnyapun akan baik. Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi menimbulkan, mendasari, dan menggerakkan perbuatan belajar. Menurut hasil penelitian melalui observasi langsung, bahwa kebanyakan siswa yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gagah, tidak mau menyerah, serta giat membaca untuk meningkatkan hasil belajar serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebaliknya mereka yang memiliki motivasi rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang akibatnya siswa akan mengalami kesulitan belajar.
 Motivasi menggerakkan individu, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna lagi kehidupan individu. Mempelajari motivasi maka akan ditemukan mengapa individu berbuat sesuatu karena motivasi individu tidak dapat diamati secara langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan mendekati kebenaran apa yang menjadi motivasi individu bersangkutan. Di Sekolah juga tersedia fasilitas-fasilitas yang memadai, misalnya tentang fasilitas komputer, madia-media pembelajaran, peralatan laboratorium dan juga fasilitas perpustakaan yang memadai.Â
Dari fasilitas- fasilitas tersebutlah siswa termotivasi untuk belajar lebih giat untuk selalu meningkatkan hasil belajarnya. Namun fasilitas-fasilitas tersebut jumlahnya terbatas. Dari adanya peningkatan hasil belajar dari siswa-siswanyalah yang merupakan tujuan utama dari proses pembelajaran, karena berhasilnya tujuan pembelajaran merupakan tujuan dari pendidikan. Hubungan motivasi dengan hasil belajar. Ada dua jenis motivasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu motivasi intrinsik (faktor kesehatan, faktor psikologi, minat, bakat, intelegensi, dan kesiapan) dan motivasi ekstrinsik (faktor keluarga, faktor sekolah, dan juga faktor masyarakat).Â
Hasil penelitian didapatkan bahwa kedua motivasi ini memiliki hubungan dengan hasil belajar siswa. Hubungan motivasi intrinsik berada dalam kategori cukup, sedangkan hubungan motivasi ekstrinsik berada dalam kategori kuat.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan ini peneliti menggali informasi dari penelitian penelitian sebelumnya sabagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah. Hasil penelitian terdahulu yang mendukung dan menjadi landasan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran menurut Menurut McGaghie dalam Hayati (2020), kerangka pemikiran ialah proses melakukan pengaturan dalam melakukan penyajian pertanyaan dalam penelitian dan mendorong penyelidikan atas permasalahan yang menyajikan permasalahan dan konteks penyebab peneliti melaksanakan studi tersebut. Kerangka Pemikiran studi ini ialah Kurikulum Merdeka (X) variabel independen serta Motivasi dan Hasil Belajar (Y) variabel dependen. Gejala yang menjadi objek permasalahan. .Kerangka berpikir disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil Penelitian yang relevan.Â
Kerangka Berpikir merupakan argumentasi peneliti dalam merumuskan hipotesis dengan menggunakan logika deduktif (untuk metode Kuantitatif) dengan memakai pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya. Kerangka berpikir merupakan buatan peneliti sendiri bukan dari peneliti lain, yakni cara peneliti berargumentasi dalam merumuskan hipotesis. Argumentasi itu harus analisis, sistematis, dan menggunakan teori yang relevan.Â
Dalam penelitian ini memiliki 3 variabel, yaitu Variabel dependen Kurikulum Merdeka dan Variabel Independen Motivasi dan Hasil belajar siswa. Bahwa dengan variabel X ini Kurikulum merdeka dapat memberikan pengaruh kepada Variabel Y1 Motivasi Siswa dengan Y2 Hasil Belajar siswa dimana kedua variabel ini bisa memberikan negatif dan positif terhadap siswa, sebagai berikut:
2.4 Rumusan HipotesisÂ
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh dalam motivasi dan Hasil Belajar siswa dengan adanya kurikulum merdeka. Maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.H1 : Tidak Adanya Pengaruh antara Kurikulum Merdeka terhadap Motivasi dan Hasil Belajar SiswaÂ
2.H-1 : Adanya Pengaruh antara Kurikulum Merdeka terhadap Motivasi Siswa.
3.H-2 : Adanya Pengaruh antara Kurikulum Merdeka terhadap Hasil Belajar Siswa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H