Juli. Tetes-tetes jatuh berirama di atas atap. Sesekali menderas, sesekali ingin perlahan. Mendung baru saja tiba setelah berkelana dari negeri-negeri jauh. Mengusir kemarau yang menerbangkan butiran-butiran debu. Barangkali tetes-tetes itu membawa kabar, mungkin pula gelegak rindu bagi mereka yang tabah dalam penantian. Pun untukku.
Seumpama tetes-tetes itu takkan usai, maka aku akan menepikan waktu. Menyusuri kembali masa-masa yang terlupakan. Bayang-bayang kita menarikan pertemuan. Melintasi jalan-jalan sunyi, mengembara dalam lorong-lorong tak berujung. Karena kita tak ingin berhenti. Tak hendak berakhir meski akhir telah menjadi ketetapan.
Kemarilah, biarkan ku jala rindu yang berjejalan di bola matamu. Kan kurangkai dalam sederet aksara teduh, seteduh naungan tatapanmu. Kita singkirkan luka yang tak ingin enyah. Karena kita adalah hujan yang diam-diam dipertemukan, oleh waktu.
***
Tepian DanauMu, 13-07-2016
*Trims Sobat PH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H