Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hadir di Kompasianival 2015 Lewat Buku

18 Desember 2015   08:10 Diperbarui: 18 Desember 2015   22:07 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi aku iblis bodoh yang akhirnya jatuh dalam perangkap cinta. Lalu membawa lukanya pergi diam-diam saat semuanya harus berakhir. Menahan pedihnya sendiri. Sebelum menghilang bersama angin…

***

Sepenggal quote di atas melengkapi tampilan cover depan buku kumpulan cerita Sebut Aku Iblis karya saya yang tampil perdana pada Kompasianival 2015 lalu di Gandaria City, 12-13 Desember 2015. Merupakan suatu kebahagiaan tersendiri manakala sambutan sahabat kompasianer terhadap kehadiran buku tersebut ternyata cukup menggembirakan.

Sedikit bercerita tentang latar belakang terbitnya buku SAI, awalnya saya berniat menghadiri perhelatan akbar tersebut. Terlebih komunitas menulis yang saya gagas bersama 9 sahabat saya (Rumpies The Club) juga hadir pertamakalinya dalam acara tersebut. Tapi apa hendak dikata, berhubung jadwal acara yang mendekati penghujung tahun hampir berbarengan dengan pelaksanaan perayaan hari besar dan kesibukan akhir tahun lainnya, saya terpaksa harus mengurungkan niat tersebut.

Menyesal? Pastinya. Sudah berniat hadir, tapi harus urung. Terlebih, saya sangat ingin bersilaturahmi dengan para kompasianer yang belum sempat bertatap muka pada Kompasianival 2014 yang lalu. Karenanya, dua minggu sebelum acara berlangsung (ide muncul ketika melihat-lihat tumpukan file naskah yang ada di laptop), saya berpikir untuk menerbitkan sebuah buku. Buku tersebut sebagai wujud kehadiran saya di Kompasianival 2015 sekaligus untuk memeriahkan booth komunitas Rumpies The Club.

Untuk mewujudkan hal tersebut, saya harus berpikir dan bergerak cepat. Kebetulan, salah seorang fiksianer yang juga adalah sahabat saya─Ken Shara Odza, menyanggupi untuk menyelesaikan cover dan lay out buku SAI selama 4 hari. Saya diberikan waktu 2 hari saja untuk menyelesaikan naskah plus editing. Meski panik, saya memutuskan untuk menerima tantangan itu.

Lembur dan kerja keras pun dimulai. Saya memilah 20 cerita yang sekiranya memiliki benang merah untuk dijadikan sebuah buku kumpulan cerita. Kebetulan, saya ingin menampilkan “berbagai wajah cinta” dalam buku tersebut. Beberapa cerita yang sudah pernah saya publish di Kompasiana menjadi pilihan saya. Selain itu, saya juga memasukkan cerita lain yang belum pernah saya publikasikan. Kemudian seluruh naskah saya “bedah” lagi dari awal. Lelah, memang. Tapi saya merasa cukup senang dengan hasilnya. Terlebih, saat 3 sahabat penulis, yaitu Gaganawati Stegmann (Buku 38 WIB, Bertahan di Ujung Pointe dan Explore Germany), Viera Fitani (Novel Morning Breeze dan Railway in Love), dan Sari Agustia (Novel Love Fate) kemudian berkenan memberikan endorse pada buku SAI dalam waktu yang begitu singkat. Kalian sungguh luar biasa.

Setelah naskah, cover dan lay out selesai, saya segera mencari penerbit. Kebetulan saya tidak mencetak dalam jumlah yang banyak. Cukuplah sebagai pertanda kehadiran dan untuk memeriahkan saja. Setelah menghubungi beberapa penerbit dan menemui jalan buntu, akhirnya Sibuku Media─Yogyakarta, menyanggupi penerbitan buku SAI dalam waktu sesingkat itu. Akhirnya, saya bisa bernafas lega.

Setelah melalui perjuangan panjang (buku dititipkan lewat sobat Sam Trader yang berangkat dari Surabaya menuju Jakarta sehari sebelum Kompasianival 2015), akhirnya buku berikut standing banner-nya berhasil tampil perdana pada tanggal 12-13 Desember 2015 di Gandaria City. Untuk hal ini, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan seluruh tim admin RTC.

Selama mengikuti perhelatan akbar di Jakarta, saya juga harus berterima kasih pada para kompasianer yang sudah turut memeriahkan kehadiran buku SAI. Di antaranya adalah Mas Ninoy Karundeng, Bang Muhammad Armand, Mas Axtea, Ito Thomson Cyrus, Opa Jappy, Mas Rifki Feriandi, Mbak Asih Rangkat, Mas Ikhwanul Halim, Joe Varisco, Sis Agatha Sheldon, Mays (Syam Cijapun), Bang Posma Siahaan, Jingga Rangkat, Ariyani Na, Putri Apriani, Uda Iskandar Zulkarnain, Dues K Arbain, Rudie Chakil, serta masih banyak lagi. Maaf, bila tak bisa menyebutkan semuanya karena keterbatasan informasi. Juga para sahabat terutama admin komunitas lainnya yang turut mempromosikan foto-foto buku dan banner SAI di media sosial. Terima kasih semuanya.

Lewat buku SAI, saya merasa telah hadir dan memeriahkan Kompasianival 2015. Terlepas dari kekurangan yang ada dalam buku tersebut, saya bersyukur karena respon terhadap buku SAI cukup baik. Adapula yang mempertanyakan, mengapa saya memilih judul cerita tersebut sebagai judul buku ini. Cerita Sebut Aku Iblis sendiri merupakan sebuah perumpamaan, bahwa iblis sekali pun bisa jatuh cinta. Makna simbolis bahwa kekuatan cinta seharusnya mampu mengalahkan kebencian bahkan kejahatan. Judul itu saya anggap mewakili 20 cerita tentang perasaan cinta yang disajikan dalam berbagai “wajahnya” dalam buku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun