Pada era teknologi digital saat ini, pesan teks lazim digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Cepat, murah, dan praktis, adalah 3 (tiga) keunggulan pesan teks sehingga digemari oleh masyarakat. Selama pandemi berlangsung, penggunaan pesan teks semakin meningkat seiring dengan tuntutan untuk lebih banyak berada di rumah saja.
Berkomunikasi dengan pesan teks memang memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Kekurangannya, bila pesan teks diketik terburu-buru atau tidak lengkap, maka dapat mengakibatkan penerima salah menangkap makna pesan. Sebaliknya, bila pesan terlalu panjang maka penerima pesan malah bingung mengartikan pesan. Intinya, serba salah.
Sulitnya, masing-masing orang berpeluang untuk menafsirkan makna pesan teks secara berbeda. Bayangkan saja bila sebuah pesan teks dalam grup percakapan ditafsirkan berbeda-beda oleh beberapa orang. Pasti butuh usaha ekstra untuk meluruskan kekeliruan pemahaman terhadap pesan teks tersebut.
Kelebihan pesan teks adalah bahwa "ia" bisa menjembatani jarak dan waktu. Keluarga, teman, sahabat, atau kekasih yang berjauhan juga dapat menjalin silaturahmi berkat pesan teks. Pesan teks juga dapat menjadi "duta" untuk mewakili kehadiran nyata akibat alasan klasik sepanjang masa yang bernama kesibukan.
Namun, bila tidak berhati-hati, sebuah relasi bisa hancur berantakan gara-gara salah kirim pesan teks. Pesan teks sangat mungkin menimbulkan ketersinggungan.
Karena itu, seseorang harus memahami dahulu tafsir yang mungkin ditimbulkan sebelum mengirim pesan. Sebaliknya, seseorang juga harus membaca dengan cermat pesan yang ia terima. Karena sudah pasti, setiap kata dalam pesan mengisyaratkan kehendak pengirimnya.
Lantas, bagaimana menangkap adanya sinyal penolakan dalam sebuah pesan teks? Beberapa contoh pesan teks berikut ini mengisyaratkan penolakan yang mungkin pernah kamu terima.
1. Saya Sedang Sibuk
Pesan teks di atas adalah contoh nyata sinyal penolakan. Jika terjadi beberapa kali, mungkin saja pengirim pesan memang sedang berada dalam situasi sebagaimana isi pesan teks.
Namun, bagaimana bila pengirim pesan selalu membalas pesanmu dengan kalimat serupa atau tidak menghubungimu lagi sesuai janjinya?
Saatnya menyadari bahwa sesungguhnya kamu sedang menghadapi penolakan. Walaupun sinyal itu begitu kuat, tetapi kadang-kadang kamu memilih untuk menipu diri sendiri dengan cara percaya bahwa pengirim pesan memang sedang sibuk.