Ada pintu-pintu di rumah kita. Bukan pintu-pintu menuju ke mana saja, tetapi pintu-pintu menuju ruang engkau atau aku.
Suatu hari aku ingin segera tiba padamu. Aku mengetuk pintu menuju ruang engkau, namun tiada sahutan. Mungkin engkau sedang mengarungi mimpi. Mimpi yang ada atau tiada aku.
Hari berikutnya, engkau ingin segera tiba padaku. Kau mengetuk pintu menuju ruang aku, namun aku membisu. Karena aku ingin seperti engkau: mengarungi mimpi yang ada atau tiada aku.
Ada pintu-pintu di rumah kita. Pintu-pintu menuju ruang engkau atau aku. Tetapi pintu-pintu itu kini enggan terbuka. Ruang engkau tak pernah lagi ada aku. Ruang aku tak pernah lagi ada engkau.
***
Tepian DanauMu, 3 Desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H