Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Karena Kita Adalah Hujan

13 Juli 2016   15:22 Diperbarui: 13 Juli 2016   15:27 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juli. Tetes-tetes jatuh berirama di atas atap. Sesekali menderas, sesekali ingin perlahan. Mendung baru saja tiba setelah berkelana dari negeri-negeri jauh. Mengusir kemarau yang menerbangkan butiran-butiran debu. Barangkali tetes-tetes itu membawa kabar, mungkin pula gelegak rindu bagi mereka yang tabah dalam penantian. Pun untukku.

Seumpama tetes-tetes itu takkan usai, maka aku akan menepikan waktu. Menyusuri kembali masa-masa yang terlupakan. Bayang-bayang kita menarikan pertemuan. Melintasi jalan-jalan sunyi, mengembara dalam lorong-lorong tak berujung. Karena kita tak ingin berhenti. Tak hendak berakhir meski akhir telah menjadi ketetapan.

Kemarilah, biarkan ku jala rindu yang berjejalan di bola matamu. Kan kurangkai dalam sederet aksara teduh, seteduh naungan tatapanmu. Kita singkirkan luka yang tak ingin enyah. Karena kita adalah hujan yang diam-diam dipertemukan, oleh waktu.

***

Tepian DanauMu, 13-07-2016

*Trims Sobat PH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun