Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[HUT RTC] 1998: Jo

17 Maret 2016   12:24 Diperbarui: 18 Maret 2016   06:32 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Sumber ilustrasi: www.tooby.demon.co.uk"][/caption]

Minggu ketiga (terinspirasi lagu)

1998…

Hari ketiga. Kapal melaju dengan kecepatan sedang. Malam ini, kapal akan bersandar di Pelabuhan Belawan─tujuan akhir perjalanan. Setelah menurunkan penumpang, kapal akan berlayar pulang ke Pulau Bangka beberapa hari kemudian.

Letih menenteng gitar berkeliling , aku bersandar sejenak. Selama perjalanan, tak bosan-bosannya aku memandangi buih-buih laut, camar-camar, dan hamparan langit luas. Ekor mataku menangkap sosok lelaki muda yang duduk bersila. Seorang diri. Asyik menulis di sebuah buku.

“Sedang apa?” tanyaku.

“Menulis beberapa judul,” jawabnya singkat.

“Kamu…”

“Cuma hobi,” potongnya.

Terus terang sekali, pikirku. Kuulurkan tangan, “Clara.”

“Dalam pertemuan dan perpisahan sesingkat ini, perlukah nama diucapkan?” senyumnya mengembang.

Kalimatnya membuatku tertegun. Sebuah lagu menjelma dalam benakku. Menuntun jemariku untuk memetik gitar. Aku bersenandung lirih, seiring lantunan nada-nada. Tiga menit kemudian, lagu berakhir.

Lelaki muda itu bertepuk tangan. “Kapan-kapan, aku ingin mendengar hasil akhirnya.”

“Maaf, terjadi begitu saja,” kataku merasa konyol.

Kami lalu berbincang. Pengumuman terdengar. Kapal  akan tiba di pelabuhan. Aku berpamitan kembali ke kabin. Ketika aku menoleh, lelaki muda itu sedang menatapku. Pipiku memanas.

Penumpang berdesakan, membentuk antrian. Kapal melaju pelan. Kerlap-kerlip cahaya pelabuhan semarak di kegelapan malam. Tiba-tiba, secarik kertas telah berada dalam genggamanku. Kubaca.

Boleh kudengar lagi lagu itu? Jo.

Sederet nomor ponsel dan alamat tertera. Aku tersenyum.

***

Tepian DanauMu, 17 Maret 2016

Sumber inspirasi:

Lagu Langit dan Laut (Banda Neira)

Karya ini diikutsertakan untuk memeriahkan HUT perdana Rumpies The Club

[caption caption="Sumber ilustrasi: RumpiesTheClub@dok"]

[/caption] 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun