Kalimatnya membuatku tertegun. Sebuah lagu menjelma dalam benakku. Menuntun jemariku untuk memetik gitar. Aku bersenandung lirih, seiring lantunan nada-nada. Tiga menit kemudian, lagu berakhir.
Lelaki muda itu bertepuk tangan. “Kapan-kapan, aku ingin mendengar hasil akhirnya.”
“Maaf, terjadi begitu saja,” kataku merasa konyol.
Kami lalu berbincang. Pengumuman terdengar. Kapal akan tiba di pelabuhan. Aku berpamitan kembali ke kabin. Ketika aku menoleh, lelaki muda itu sedang menatapku. Pipiku memanas.
Penumpang berdesakan, membentuk antrian. Kapal melaju pelan. Kerlap-kerlip cahaya pelabuhan semarak di kegelapan malam. Tiba-tiba, secarik kertas telah berada dalam genggamanku. Kubaca.
Boleh kudengar lagi lagu itu? Jo.
Sederet nomor ponsel dan alamat tertera. Aku tersenyum.
***
Tepian DanauMu, 17 Maret 2016
Sumber inspirasi:
Lagu Langit dan Laut (Banda Neira)