Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[HUT RTC] 1998: Jo

17 Maret 2016   12:24 Diperbarui: 18 Maret 2016   06:32 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalimatnya membuatku tertegun. Sebuah lagu menjelma dalam benakku. Menuntun jemariku untuk memetik gitar. Aku bersenandung lirih, seiring lantunan nada-nada. Tiga menit kemudian, lagu berakhir.

Lelaki muda itu bertepuk tangan. “Kapan-kapan, aku ingin mendengar hasil akhirnya.”

“Maaf, terjadi begitu saja,” kataku merasa konyol.

Kami lalu berbincang. Pengumuman terdengar. Kapal  akan tiba di pelabuhan. Aku berpamitan kembali ke kabin. Ketika aku menoleh, lelaki muda itu sedang menatapku. Pipiku memanas.

Penumpang berdesakan, membentuk antrian. Kapal melaju pelan. Kerlap-kerlip cahaya pelabuhan semarak di kegelapan malam. Tiba-tiba, secarik kertas telah berada dalam genggamanku. Kubaca.

Boleh kudengar lagi lagu itu? Jo.

Sederet nomor ponsel dan alamat tertera. Aku tersenyum.

***

Tepian DanauMu, 17 Maret 2016

Sumber inspirasi:

Lagu Langit dan Laut (Banda Neira)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun