Terdengar suara cekikikan. “Pintar sih pintar... tapi cuma anak pungut!”
Saat Karin dan teman-temannya tertawa berderai, di balik salah pintu toilet Cora meneteskan airmata. Sudah sebulan ini teman-teman sekolahnya sering memandanginya sambil berbisik-bisik. Sejak Janne mulai bersekolah di sini, di sekolah yang sama dengannya. Namun, mendengarnya secara langsung ternyata lebih menyakitkan lagi.
Saat teman-temannya sudah keluar, Cora keluar dari toilet. Gadis cilik itu membasuh wajahnya di wastafel. Ia tak mungkin masuk kelas dengan sepasang mata bengkak habis menangis. Saat mengangkat wajahnya dan menatap cermin, ia baru menyadari bahwa cermin itu buram. Seseorang yang terpantul di sana terasa asing...
***
bersambung…
Baca juga kisah sebelumnya di:
Catatan:
- Copas tulisan ini harus menyertakan URL postingan ini
- Sumber Ilustrasi di SINI