Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jika AKU Bukan DIA [TIGA-Tangis Kemarau]

5 September 2015   13:51 Diperbarui: 7 September 2015   08:44 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Maaf, Pa...” ucap Cora bergetar. Hanya itu yang bisa ia katakan saat ini. Dadanya sesak. Ia bagai seorang pesakitan yang terpojok, tak bisa berbuat apa-apa untuk membela diri. Sayangnya, ucapan itu gagal menyurutkan amarah yang sudah berkobar.

 “Kamu ingin merusak semuanya?” Tuduhan pun dilemparkan tanpa ampun.

Sekujur tubuh Cora bergetar, menahan gejolak perasaan yang berbaur menjadi satu. Kecewa, geram, pilu dan amarah silih berganti merajam hatinya. Menghantam kesadarannya tanpa belas kasih.

Lagi-lagi dia menyalahkan aku atas apa yang terjadi...

“Pa, sudahlah… kasihan Cora,” lerai Mrs. Howitt lirih. Perempuan lembut itu mulai terlihat ketakutan. Seumur pernikahan mereka, belum pernah sekali pun ia berani menentang suaminya. Kata-kata pria itu adalah titah bagi mereka semua.

“Iya, Pa. Toh, dia nggak sengaja,” Janne akhirnya ikut menimpali karena tak tega melihat kakaknya tersudut. Namun, pembelaan keduanya ternyata malah mengakibatkan kemarahan Mr. Howitt lebih menyala.

“Kalian berdua selalu saja membelanya!”

Sekonyong-konyong, Cora bangkit berdiri dari duduknya. “Aku letih, aku mau tidur sekarang,” ucapnya datar.

“Keterlaluan! Benar-benar...” geram Mr. Howitt sambil mengepalkan tangan. “Sejak kapan kamu jadi kurang ajar begini?” Pria itu turut bangkit dari sofa.

Mama dan Janne memegangi lengan pria itu di sisi kiri dan kanan dengan raut cemas. Mereka menatap Cora dengan heran. Sikap gadis itu terlihat sangat berbeda.

“Mengapa semua memandangiku? Ada yang salah?” tanya Cora. Dagunya sedikit terangkat. Tutur katanya biasa saja. Seolah tak terjadi apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun