Mohon tunggu...
Fitri Lestari
Fitri Lestari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masa Orde Baru Mematikan Pembebasan Perempuan

24 Maret 2017   10:40 Diperbarui: 24 Maret 2017   10:56 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kawan-kawan pro demokrasi memperingati hari perempuan internasional pada 8 Maret 2017 bertempat di titik nol kilometer Yogyakarta

Sarinah!

Katakan pada mereka

Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri

Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu

Tentang perjuangan nusa bangsa

Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal

Ia sebut kau inspirasi revolusi

Sambil ia buka kutangmu

-Petikan dari “Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta”, (Rendra 1974: 212)-

Perjuangan pembebasan perempuan dibegal, dihilangkan, dimusnahkan oleh Masa bejat Orde Baru. Masa itu mendoktrin seluruh masyarakat Indonesia untuk berpikiran bahwa komunis yang sejatinya juga memperjuangkan perempuan dianggap suatu hal yang patut dijauhi, komunis itu jahat.

 Ketika kita mengingat pembantaian massal 1965 politik Orde Baru memainkan kekuasaannya dengan memanipulasi sejarah, doktrinasi bahwa semua yang berbau komunis adalah jahat. Menurut Mariana (2015: 119), rezim orde baru melakukan teror sebagai upaya “penundukan” agar kekuasaannya dapat dilanggengkan, dengan menyatakan adanya “musuh negara” yakni penganut ideologi komunisme. Dalam upaya untuk mewujudkan negara yang bebas dari ancaman ideologi kiri maka muncul kebijakan tumpas kelor[1]. Semua organisasi “keluarga komunis”[2], seperti misalnya organisasi perempuan Gerwani telah disiksa dan dikalahkan. Presiden Soeharto tampil ke atas singgasana kekuasaannya dengan menciptakan kampanye kekerasan yang tak ada tolok bandingannya di masa lalu, dan dikuatkannya pula dengan tuduhan pesta seksual yang dilakukan para anggota Gerwani (Wieringa, 1999: xl).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun