Mohon tunggu...
Fitri Lestari
Fitri Lestari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Diseminasi Pembentukan Masyarakat Asean 2015 Diselenggarakan oleh Menko Polhukam

22 Mei 2015   00:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_384793" align="aligncenter" width="300" caption="Diseminasi Pembentukan Masyarakat Asean 2015 Diselenggarakan oleh Menko Polhukam"][/caption]

Bantul, Kamis (21/05/2015) – Kemenko Polhukam bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal Pemda Bantul, DIY telah menyelenggarakan kegiatan diseminasi bertema “Pembentukan Masyarakat ASEAN 2015: Memaksimalkan Kesiapan Indonesia di Pilar Polkam ASEAN.” Pada Kamis (21/05) di Aula SMAN 2 Bantul, Yogyakarta.

Diseminasi yang fokus dalam pembahasan tentang pilar politik dan keamanan juga mengenai peluang dan tantangan di pilar ekonomi (Masyarakat Ekonomi ASEAN) menghadirkan narasumber yang ahli dibidangnya, diantara narasumber tersebut adalah Dupito D. Simamora, Asdep 2/II kedeputian Pollugri;M.Prayoga Permana, S.IP, MPP. Dosen dan Peneliti Pusat Studi ASEAN UGM dan Irwan Jati, S.IP.,M.Hum., M.SS. Ketua Prodi Hubungan Internasional UII.

Sambutan pembukaan disampaikan oleh Drs.Suherman dari pihak Pemerintah Daerah Bantul dan Agus Sriyono, Deputi II Bidkoor Pollugri (Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri). Sambutan hangat yang disampaikan Agus Sriyono menyampaikan sambutan bahwa para generasi muda perlu diberikan wadah diskusi mengenai MEA 2015 karena mereka nantilah yang akan secara langsung menangani MEA 2015, “adik-adiklah yang nanti akan secara langsung menangani Masyarakat Ekonomi Asean 2015 oleh sebab itu panitia menitikberatkan pada generasi muda untuk ikut serta dalam diseminasi yang diselenggarakan Menko polhukam,” paparnya.

Acara ini dihadiri oleh Bupati Kabupaten Bantul, Ketua DPRD Kabupaten Bantul, Kepala BKPMD DIY, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DIY, aparat keamanan, Seluruh Camat se-Bantul, Seluruh Lurah se-Bantul, akademisi, pelajar, dan mahasiswa.

Dalam paparan narasumber pertama, Dupito D. Simamora menerangkan bahwa MEA 2015 memiliki peluang serta tantangan bagi masyarakat indonesia. Tantangan yang harus dihadapi bahkan bersifat transnasional (lintas batas negara) seperti IUU Fishing (Illegal Unreported Undocumented Fishing), terorisme, narkoba, perdagangan orang bahkan manusia kapal mengenai kasus Rohingnya menjadi tantangan yang harus dihadapi masyarakat Indonesia. “Guna mewujudkan kawasan yang sejahtera maka diperlukan keamanan, stabilitas, dan perdamaian dengan kerjasama politik, keamanan, pertahanan dan militer”, ujarnya.

M.Prayoga Permana, S.IP, MPP menyampaikan bahwa MEA 2015 akan menjadikan masyarakat Indonesia berada di tipe ke dua dari Theory Parable Of Boiling Frog. Masyarakat Indonesia dianalogikan sebagai katak yang berada di panci air yang hangat kemudian perlahan dipanaskan. Katak akan menikmati keadaan suhu tersebut namun ketika air sudah mulai mendidih katak ingin melompat keluar dan terlambatlah sudah, katak pun berada di air mendidih, direbus dan masih hidup. Prayoga menjelaskan seperti itulah nantinya masyarakat Indonesia, di tahun-tahun awal tidak akan terasa banyak barang impor datang sampai akhirnya nanti diperkirakan barang impor semakin menggenang Indonesia dan masyarakat Indonesia tak dapat banyak berkutik.

Dan narasumber yang terakhir, Irwan Jati, S.IP.,M.Hum., M.SS. menjelaskan mengenai peranan civil society dalam pembentukan ASEAN Community. Irwan jati memaparkan bahwa perlunya peran-peran dari masyarakat seperti halnya NGO yang dapat berperan secara internal dimana dapat bekerja sama dengan pemerintah dan eksternal dengan memberikan sumbangsih penyuluhan ataupun sosialisasi kepada masyarakat.

Dalam sesi diskusi interaktif, Rofiq, mahasiswa Fakultas Hukum UMY menanyakan, “bagaimana upaya pemerintah yang cenderung memiliki birokrasi yang korup bahkan dalam mengeluarkan kebijakan tidak seperti yang diharapkan masyarakat, kemudian bagaimana dengan MEA siapkah birokrasi dan hukum Indonesia meminimalisir korupsi dan mengupayakan pemanfaatan MEA 2015?” tanyanya dengan suara lantang sekaligus memberi semangat para peserta yang merasakan ngantuk dan bosan dalam suasana diskusi di jam-jam terakhir.

Dalam diskusi interaktif diseminasi Pembentukan masyarakat ASEAN 2015 para narasumber menjelaskan agar penegakan hukum di Indonesia ditingkatkan, keamanan harus ditingkatkan terkait kejahatan transnasional yang semakin bertambah, meningkatkan ide kreatif UKM yang masih kurang, meminimalisir defisit yang bertambah karena perdagangan yang dibuka semakin lebar dan kesiapan civil society untuk mendukung masyarakat agar dapat bersaing diranah global dengan baik.

Drs.Sulistyanto MPd selaku Kadis Perindagkop Pemda Bantul menambahkan bahwa Bantul sebagai wilayah yang strategis telah meningkatkan cinta produk lokal “kami telah canangkan masyarakat khususnya Bantul untuk mencintai produk lokal”, ungkapnya. (FL)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun