Trenggalek merupakan sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Timur dengan supply karyawati usia dini terbesar se eks-Karesidenan Kediri (Kab. Tulungagung, Kota Kediri, Kab. kediri, kab. Nganjuk, Kab. Blitar dan Kab. Trenggalek). Bagaimana tidak, di pasar-pasar kawasan Tulungagung saja, ratusan karyawati dari kab. trenggalek mengaku hanya mengenyam pendidikan SD atau maksimal SMP. tidak hanya di toko-toko kelontong (Bahan-bahan Sembako) yang ada di pasar, di toko-toko pakaian di kawasan kota pun karyawati asal Trenggalek hanya berijazah SMP. Artinya dengan usia 15 Tahun mereka sudah bekerja atau "dipaksa bekerja" oleh orang tuanya. menurut beberapa orang tua di Trenggalek, pendidikan untuk anak perempuan cukup sampai SMP saja, setelah itu bekerja sebentar lalu menikah dan ikut suaminya.
Ironisnya, pendidikan untuk anak laki-laki di trenggalek lebih diutamakan. Anak laki-laki diperlakukan lebih special dibandingkan anak perempuan yaitu dengan dibiayai sekolahnya sampai SMA bahkan Perguruan Tinggi. Bahkan di beberapa kampus di Surabaya, jika dilihat dari anggota organisasi atau perkumpulan mahasiswa asal Trenggalek hampir tidak ada yang berjenis kelamin perempuan. Dengan kata lain, anak perempuan di Trenggalek hampir tidak ada yag menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Entah darimana muncul pola pikir diskriminatif dari para orang tua terhadap anak gadis mereka. apakah selamanya akan begini??? butuh generasi revolusioner untuk merubah keadaan ini.. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H