Biografi Singkat
Zygmunt Bauman, lahir pada tanggal 19 November 1925 di Pozna, Polandia. Bauman adalah sosiolog kelahiran Polandia yang merupakan salah satu intelektual paling berpengaruh di Eropa, dikenal karena karya-karyanya yang mengkaji perubahan luas dalam sifat masyarakat kontemporer dan pengaruhnya terhadap komunitas dan individu. Bauman wafat pada 9 Januari 2017, Leeds, Inggris.
Salah satu bukunya yang paling terkenal adalah "Modernity and the Holocaust (1989)" di mana ia berpendapat bahwa paradigma industri dan birokrasi modern membuat holocaust dapat dibayangkan dan bahwa mesin industrialisme memungkinkan untuk mengimplementasikannya, dan Liquid Modernity (2000), di mana ia meneliti efek ekonomi berbasis konsumsi, hilangnya institusi sosial, dan kebangkitan globalisasi.
Modernitas
Ilmu pengetahuan, dan teknologi, dalam berbagai bidang kehidupan menjadikan abad ke-18 sebagai abad baru bagi umat manusia. Modernitas adalah tandanya. Â Manusia modern adalah perencana dan perancang yang tidak hanya memiliki perspektif tentang bagaimana dunia harus dipahami, tetapi juga terampil dalam menggunakan berbagai alat untuk melakukannya.
Kepadatan modernitas terlihat pada perubahan cara hidup lama menjadi cara hidup yang diatur oleh hukum dan birokrasi. Modernitas yang padat dicirikan oleh berbagai kekuatan institusional yang telah terkonsolidasi melalui proses struktural sosial. Melihat kuatnya kepentingan institusi, politik modernitas yang padat merupakan peran ideologi sekaligus landasan etika yang kuat dalam masyarakat. Modernitas, sebagaimana didefinisikan oleh Zizeki, dicirikan oleh peran dominan "the big other" (negara, moral, institusi dasar dalam masyarakat).
Refleksi individu dalam peran struktur menyoroti efek dari 'super ego.' Menurut alur pemikiran ini, "the big other" mengalami penurunan fungsi, itulah yang dimaksud dengan modernitas cair (Myers 2003:35). Liquid life, menurut Bauman, merupakan salah satu gejala modernitas cair. Menurut Bauman, liquid life ini adalah suatu kehidupan yang dicirikan dengan adanya ketidakpastian yang kekal.
Dalam modernitas yang cair, kesenjangan sosial dialami secara berbeda oleh mereka yang berkuasa, memiliki akses, atau sukses dibandingkan dengan mereka yang golongan bawah. Modernitas cair menawarkan berbagai fasilitas, kenyamanan, dan barang-barang konsumsi bagi mereka yang kuat dan sukses. Mereka yang sukses di modernitas cair tampil sebagai individu yang santai dan menikmati hidupnya. Namun, bagi mereka yang kurang beruntung dan terpinggirkan, globalisasi dan struktur sosial pada modernitas cair telah menurunkan status mereka menjadi gelandangan.
Kaitan modernitas dengan ambivalensiÂ
Menurut Bauman, yang membedakan modernitas dengan era lain adalah obsesi yang kuat terhadap desain dan penataan. Modernitas yang solid bertentangan dengan apa yang tersebar, tidak terduga, dan heterogen. Akibatnya, modernitas terus mencari kepastian, mengkonstruksi kategori, dan mengelola semua gejala dalam kerangka pembentukan pola dan keteraturan. Ambivalensi terhadapnya adalah "anak haram" modernitas.
Bauman mengatakan bahwa setiap upaya untuk mengkategorikan memiliki efek pada pengecualian dan munculnya orang ketiga. Bauman menyebut kategori atau pihak ketiga tersebut sebagai "orang asing" (foreigners). Bauman menggunakan istilah yang diciptakan oleh sosiolog Georg Simmel, 'Orang asing,' atau kategori ketiga, dapat mewakili ancaman terhadap tatanan apa pun. Dalam modernitas, kondisi itu menimbulkan ambivalensi.