Ku dikirimkan kabar duka di bulan Juli.
Dari pacarku, yang mengatakan bahwa
pemilik puisi di bulan Juni.
Telah berpulang ke Rahmatullah.
Tanah yang merah dan lembab.
Yang ditaburi bunga dan juga diberi karangan bunga
Telah menjadi tempat peristirahatan terakhir.
Untukmu dan pastinya untuk kita semua.
Karya-karyamu akan dikenang.
Kau menghidupkan semua puisi dan juga cerpenmu.
Darimu saya mencintai sastra.
Kini kau telah menghembuskan nafas terakhir.
Dan kau telah membuat senang banyak orang.
Dengan karya-karyamu yang luar biasa.
Ku ingat, ya ku ingat..
Puisimu yang berjudul :
Pada Suatu Hari Nanti
pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari
(1991, Sapardi Djoko Damono)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H