Tiga jam perjalanan.
Dari IAIN menuju ke desa Hitu.
Kami menggunakan kedaraan roda dua.
Kami mengelilingi area Leihitu, Maluku Tengah.
Udara di jalanan tidak menentu.
Kami mendapatkan udara panas dan juga hujan.
Sepanjang perjalanan kami melewati area pantai.
Ombak yang bergulung, memperlihatkan aksinya.
Di perjalanan kami melihat rumah yang tidak layak di huni.
Disebabkan oleh gempa bumi dengan magnitudo 6,5 skala richter.
Gempa yang terjadi sebanyak 1.516 kali.
Mengakibatkan beberapa jiwa pergi tanpa pamit terlebih dulu.
Ahh---kisah itu telah usai, semoga kejadian itu tidak terulang kembali.
Kami berjalan menunggu ujung petang.
Senja berjalan pelan sebelum malam datang.
Seketika dia membelokkan motornya.
Menuju pasar Hitu yang berada di bibir pantai.
Orang-orang menikamati senja dengan berpose.
Saya berdiri dan berpose dari kejauhan.
Dengan menikmati senja dan segar harum pantai.
Dan kami berlalu meninggalkan ujung petang menuju rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H