Oleh: Fitri Hidayah, M. Pd. *)
Tak terasa, sudah 69 tahun BTN mengabdi untuk negeri dan kini bermetamorfosa menjadi sahabat generasi digital dan milenial Indonesia di era digitalisasi perbankan. Saya pribadi sebenarnya baru mengenal BTN sekitar 7 tahun yang lalu, tepatnya di bulan November tahun 2012. Itupun "terpaksa", karena gaji yang memang harus ditransfer ke rekening BTN. Jadi, selama kurang lebih 4 tahun, saya hanya berkunjung maksimal 2 kali dalam sebulan di booth ATM BTN hanya untuk menguras gaji saya selama sebulan di dalamnya.
Di awal tahun 2017, saya lebih intens berkoordinasi dengan BTN. Saya seperti sedang berta'aruf dengan BTN. Hampir seluruh pegawai di BTN Cabang Kendal dan Semarang sudah seperti keluarga sendiri. Kami berkoordinasi dengan baik demi nasib 17ribuan Keluarga Penerima Manfaat (untuk selanjutnya disingkat KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Kendal. Bahkan per Februari 2019 ini, jumlah nasabah BTN yang sekaligus penerima manfaat PKH di Kabupaten Kendal sudah mencapai 40.208 Keluarga. Ya, saya Fitri, salah satu Database Administrator Pelaksana Program Keluarga Harapan (PPKH) di Kabupaten Kendal.
PKH sendiri sudah ada di Kabupaten Kendal sejak tahun 2012. Dulu, lembaga bayarnya adalah PT POS, karena penyaluran bantuannya dilakukan secara tunai dan bersyarat di Kantor POS. Namun, sejak awal 2017, penyaluran bantuan sosial PKH tidak lagi dilakukan secara tunai. Demi transparansi dan kemudahan dalam bertransaksi serta mulai memperkenalkan budaya menabung dan ATM di era digital kepada keluarga miskin penerima bantuan sosial PKH, pemerintah merubah sistem tunai menjadi non tunai dengan merangkul 4 HIMBARA (BTN, BRI, BNI, dan Mandiri).
Entah suatu kebetulan atau memang sudah diskenariokan dengan cantik oleh Allah, BTN-lah yang menjadi lembaga bayar bansos PKH di Kabupaten Kendal. Awal menerima kabar keputusan itu dari Kementerian Sosial RI, keluarga besar PKH Kabupaten Kendal di bawah naungan Dinas Sosial Kabupaten Kendal sedikit
shocked. Hal ini tidak lain karena yang kami tahu saat itu, BTN hanyalah Bank yang digunakan untuk kredit KPR/Perumahan saja, jumlahnya juga sangat terbatas, hanya 1 atau 2 kantor cabang saja di setiap Kabupaten/Kota. BTN juga bukan Bank umum biasa yang minimal ada 1 di setiap kecamatan. Padahal di Kabupaten Kendal ada 40.208 KPM yang berada di 20 Kecamatan dengan 286 Desa. Apa mungkin BTN bisa melayani semuanya dengan "adil" menurut perspektif kami?
40ribuan KPM PKH yang kami maksud itu, bukan nasabah umum
lho, mereka termasuk golongan keluarga miskin yang menerima bansos PKH, yang bila ditelaah pedumnya tidak akan memberikan profit yang besar kepada Bank karena tidak adanya pemotongan administrasi pada rekening.
Semua prasangka buruk kami tentang BTN ternyata salah besar! BTN justru mempunyai komitmen yang sangat besar untuk melayani sebaik-baiknya KPM PKH di  Kabupaten Kendal. Hal itu terpancar jelas di setiap koordinasi yang kami lakukan. Kami menyamakan visi-misi untuk bersama melayani KPM PKH dengan baik dan penuh amanah. BTN bahkan rela menerjunkan puluhan personelnya yang dibagi dalam 2 tim dan 2 bus untuk melayani pembagian awal kartu kombo (Kartu ATM Merah Putih). Bahkan BTN memberikan anggaran tratak dan makan siang serta snack gratis bagi seluruh SDM PKH yang membantu proses pendistribusian kartu kombo tersebut. Yang lebih mencengangkan lagi, BTN tetap memberikan pelayanan primanya dalam mendistribusikan kartu kombo di bulan ramadhan tahun 2017 lalu di Kecamatan Pageruyung dan Plantungan.
Pun di tahun 2018, ketika pendistribusian kartu kombo untuk KPM PKH validasi 2018 dilaksanakan, BTN bahkan lebih berpengalaman dengan melakukan pendistribusian kartu kombo jauh lebih cepat daripada rencana target selesai. 1 KPM yang sebelumnya ditargetkan selesai aktivasi dan pemberkasan dalam waktu 5 menit, dapat selesai hanya dalam waktu 2-3 menit. Tak jarang para lansia yang sudah sangat bersemangat untuk datang mengambil kartu kombo, memberikan senyum teduhnya untuk para pegawai BTN yang tetap membimbing mereka dengan sabar dan penuh kehati-hatian. Luarrrr biasa!
Tidak hanya berhenti sampai di sana. BTN dengan ikhlas dan sabar melayani setiap masalah dari kartu kombo para KPM PKH. Divisi Penyaluran dan Rekonsiliasi Bantuan PKH Kabupaten Kendal, Yun Waluyo Santosany, A. Md., saksinya, betapa BTN selalu memberikan solusi dari setiap permasalahan Kartu hilang/rusak, bantuan terdebet, saldo 0, dan berbagai permasalahan rumit lainnya. Awalnya, memang sulit karena terbentur prosedur dan regulasi yang harus ditelaah bersama, tetapi setelah PKH dan BTN paham dengan aturan mainnya, tak pernah sedikitpun BTN mempersulit, semuanya dimudahkan asal tetap mematuhi regulasi yang berlaku di BTN untuk kartu-kartu bermasalah tersebut.
Semuanya terasa sangat indah, ketika secara tidak langsung, BTN membantu KPM PKH Kabupaten Kendal untuk lebih melek dalam hal sistem keuangan digital. Mereka yang tadinya tidak pernah punya ATM dan tidak tahu cara memakainya, menjadi semakin lincah menggerakkan jarinya untuk memencet-mencet mesin ATM. Masyarakat miskin penerima bansos PKH seperti diangkat derajatnya. Tak ada lagi istilah generasi "katrok", semuanya menjadi generasi digital dan milenial karena masyarakat miskinnya sudah mulai naik kelas.
Dirgahayu ke-69 BTN. Semoga kau semakin berjaya dan semakin mantap melangkah untuk terus sepenuhnya mengabdi pada negeri. Teruslah tersenyum dalam melayani KPM PKH di Kabupaten Kendal, karena senyum pegawaimu akan mengurangi beban mereka dalam menghadapi masalah ekonomi dikeluarganya. Semoga Allah memudahkan semuanya.
Lihat Humaniora Selengkapnya