Mohon tunggu...
Fitri Hastuti
Fitri Hastuti Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

I'm a full time mommy of two children, have a passion about writing..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Gerbong Kereta Api Wanita: Pendukung Keleluasaan Kami

16 Mei 2013   15:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:28 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_261617" align="aligncenter" width="300" caption="Transportasi Umum Kereta Api di Iran yang juga Menyediakan Layanan Gerbong Khusus untuk Wanita"][/caption]

“Pagi ini mendung, semendung hatiku.."

Itu kalimat yang saya kutip dari ucapan seorang teman kemarin. Suasana prihatin seorang teman ini sangat berkaitan dengan rencana penghapusan gerbong kereta api khusus wanita oleh PT. KAI. Yang pasti bukan tanpa alasan kalau banyak orang, perempuan khususnya yang menyayangkan keputusan PT. KAI ini. Seperti teman saya itu, ia tinggal di Jakarta dan memiliki seorang anak yang tengah kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Depok. Untuk mencapai kampusnya ia selalu menggunakan kereta. Karena aktivitas kuliah, tidak jarang anak teman ku tadi pulang ke Jakarta di malam hari. Dan dengan senang hati teman ku (ssstt.. seorang ibu yang baik hati) menjemput anaknya di stasiun.

Sekarang saya tinggal di bandung, tapi saya juga punya memori tentang fasilitas kereta api yang pernah saya tumpangi dari Depok ke Jakarta. Amit amit deh, desak-desakannya berada pada level ga karuan. Masih mending keripik Maicih yang levelnya cuma sampai level 10, pedas tiada tandingan. Tapi, kenapa dulu saya lebih memilih pergi ke Jakarta pakai kereta? Yang pasti karena waktu tempuh jadi lebih singkat. Itu saja satu-satunya kelebihan yang ditawarkan kereta api. Tapi beberapa waktu lalu, teman saya cerita kalau naik kereta api itu nikmat, karena ada gerbong khusus untuk wanita. Yang menjadi spesial, bukan hanya karena fungsinya yang hanya diperuntukan bagi perempuan, tapi juga interiornya yang feminine. Saking tidak percayanya, si teman yang baik hati itu sampai kirim foto.. Alhamdulillah, puji syukur dalam hati.. mensyukuri kondisi perempuan yang selalu menggunakan kereta dan tidak lagi harus berdempetan dengan laki-laki ketika berdesakan.

Namun, ada lagi berita yang up to date, di mana rencananya gerbong khusus wanita mau dihapus. Informasi yang saya tahu, gerbong wanita itu ada dua jenis. Yang pertama, gerbong wanita yang nempel di ujung depan dan ujung belakang KRL serta rangkaian gerbong panjang, dari ujung depan, tengah, hingga ujung belakang semuanya diperuntukkan khusus untuk wanita. Usut punya usut, baca punya baca ternyata yang akan dihapus “hanya” rangkaian gerbong wanita yang panjaang itu. Alhamdulillah.. masih ada layanan gerbong yang khusus diperuntukkan bagi wanita. Masih setuju sih dengan keputusan yang itu.

Sebenarnya, yang memberikan layanan gerbong kereta api khusus wanita tidak hanya di Indonesia. Iran, negeri yang terkenal ngeyel terhadap keputusan diktator barat, juga sudah lama memberikan fasilitas istimewa itu. Tidak hanya di kereta api, namun juga bus. Untuk kereta api, perempuan khusus ditempatkan di gerbong terdepan dan terbelakang, mirip seperti yang ada di kita. Sementara untuk bus, perempuan di taruh di sisi belakang . Tidak ada sekat permanen, hanya ada besi penghalang yang membagi batas daerah pria dan wanita. Para wanita menjadi leluasa untuk membawa anak balita naik kereta ataupun bus. Nikmatnya.. َApalagi kalau harus membawa mobil sendiri tidak sedikit yang harus dihadapi, seperti macet, tempat parkir yang terbatas, sampai ongkos parkir yang muahal.. Udah deh, memang sudah sewajarnya fasilitas umum lebih ramah terhadap penumpangnya, termasuk penumpang wanita.

Foto di atas memperlihatkan sisi transportasi umum di Iran, tepatnya sebuah gerbong khusus wanita yang disediakan oleh pemerintah. Strictly mentioned: Women Only. Jadi kalau ada bapak-bapak yang keukeuh masuk gerbong ini pasti akan langsung dimarahi oleh penumpang wanita lainnya. Kalau ada ibu-bu yang membawa anak laki-laki ketika bepergian, tidak udah ragu, anak-anak masih boleh kok masuk gerbong ini.

1368691641667074593
1368691641667074593

Gambar yang satu ini adalah pemandangan di dalam bus, di bagian belakang adalah daerah wanita dan bagian depan yang dekat supir adalah daerah khusus pria. Jadi kalau ada penumpang wanita yang ingin turun mereka harus melompat ke luar dulu lewat pintu samping, lalu membayar ongkos kepada supir di depan. Jarang yang memilih menerobos melewati lorong yang diisi pria, kecuali jika memang tengah kosong.

Last words, saya quote 100% dari analisa putrinya sahabat baik saya tadi itu.. Kota yang maju, indikatornya adalah banyak warga bermobil yang lebih memilih naik kendaraan umum karena faktor intelektualitas warganya. Nice thought isn’t it?

Have a nice and save journey with the train everybody!

PS:

This is dedicated for all woman in Indonesia who still pursue their every dream.Termasuk Bu Neny yang dorong-dorong saya terus ampe jatuh.. haha, Bu Netty Widyastuti for her nice shoots. Semua foto yang ada adalah hasil karya teman baik-ku ini, Bu Luki Setiawan dan Kak Dinda for their conversations.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun