Di zaman yang serba digital, kecepatan media online menayangkan berita terkini menjadi prioritas utama. Setiap media saling berlomba menyajikan artikel dengan tulisan terbaik.
Judul artikel pun digarap menarik agar memikat pembaca. Saking cepatnya menayangkan artikel berita, ada hal yang masih kurang disadari redaksi media online.
Ciri khas gaya penulisan media online yang bersangkutan belum kompak bahkan belum terlihat denyut-denyut kekhasannya. Misal, penggunaan kata Tiongkok, China, atau Cina. Tidak semua media online menggunakan kata Tiongkok, ada media online yang menggunakan kata China atau Cina di tiap artikel berita.
Hal itu bisa dibilang tergantung kesepakatan redaksi dalam penggunaan kata. Namun, apa yang terjadi bila sebuah berita media online justru memakai ketiga kata yang ada?
Anda mungkin heran dan menganggap sepele.
Toh, semua sama saja, yang penting tidak mengurangi makna; tergantung jurnalisnya yang menulis; tergantung editornya.
Tanggapan yang datar, biasa-biasa saja. Gaya penulisan justru menjadi identitas yang membedakan antarmedia online.
Ciptakan konsistensi
Identitas situs berita online didukung gaya selingkung (style guide, style book, style house). Gaya selingkung ini pedoman penulisan yang berlaku di lingkungan media.
Adanya pedoman penulisan agar jurnalis tetap kompak menulis ejaan dan tanda baca. Wujud desain pedoman penulisan seperti segi jumlah karakter penulisan, pemilihan kata (diksi), tanda baca, dan kutipan.
Karakter penulisan menggunakan pola pendek atau panjang. Ada anggapan tulisan semakin panjang, semakin baik. Sebaliknya, ada pula berita online yang konsisten dengan pola pendek, lalu berlanjut ke artikel lainnya.