[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Darman Prasetyo, Masinis KRL Tanah Abang-Serpong yang tewas dalam tragedi Bintaro, Senin (9/12/13). Sumber foto: Tempo.co"][/caption] Kecelakaan maut tabrakan kereta api commuter line Tanah Abang-Serpong dengan truk tangki BBM milik Pertamina di perlintasan rel kereta di Pondok Betung, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (9/12/13) siang sungguh memilukan. Hingga kini pemberitaan seputar tragedi tersebut masih menjadi sorotan utama di berbagai media.
Suasana dukacita menyelimuti banyak pihak, salah satunya di jejaring media sosial pun ramai dipenuhi netizen (pengguna internet) yang menyampaikan belasungkawa atas peristiwa yang terjadi. Kisah-kisah di balik tragedi semakin terkuak, mulai dari detik-detik tabrakan, kesaksian penumpang yang selamat di kereta, kesaksian warga sekitar yang menyaksikan tabrakan juga kenangan terhadap masinis dan teknisi kereta yang tewas pada peristiwa tabrakan tersebut.
Darman Prasetyo, masinis kereta yang tewas dalam tragedi Bintaro ini menjadi sosok kenangan manis di mata orang-orang terdekat, termasuk di mata penumpang yang kenal dengannya. Perbincangan seputar Darman, sang masinis tak sengaja saya dengar tatkala menunggu jam masuk perkuliahan. Sejumlah mahasiswa dengan ekspresi sedih sedang menyimak salah seorang temannya yang bertutur mengenai Darman, masinis KRL Tanah Abang-Serpong tersebut.
"Saya kenal baik sama masinis (Darman) KRL Tanah Abang-Serpong yang tewas dalam kecelakaan tabrakan kemarin (9/12). Duh, saya tak menyangka bahkan sempat tidak percaya atas peristiwa yang terjadi. Saya bersama kawan dekat (perempuan) termasuk pengguna kereta tersebut. Setiap naik kereta, kami naik di gerbong wanita paling depan, dekat ruang masinis. Tentu hafal sekali dengan masinisnya," ucap sang mahasiswa (perempuan) dengan wajah sendu.
"Dia (Darman) itu baik dan ramah sekali sama penumpang. Saya seringkali menyapa atau sekadar melambaikan tangan kepadanya. Pokoknya sosok masinis yang baik sekali...," lanjutnya.
Saya tercenung mendengar penuturan mahasiswa tersebut. Sang masinis ternyata sosok yang dikenal baik oleh penumpang yang naik kereta commuter line Tanah Abang-Serpong. Nahas, maut merenggut nyawa sang masinis saat menjalankan kewajiban tugasnya. Tanggungjawab yang sungguh mulia dalam menjalankan tugas sampai nyawa dipertaruhkan demi keselamatan para penumpang dan meminimalisir jumlah korban. Kini tak akan ada lagi sapaan hangat dari sang masinis. Tak akan ada lagi senyuman hangat dan lambaian tangan dari sang masinis. Suatu kenangan manis bagi penumpang yang mengenal sosok Darman. Rasa kehilangan pun terasa dibenak penumpang yang kenal dengan sang masinis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI