Selama 18 hari hampir 3 minggu kami bertahan di Lapangan Tahrir, Kairo Selama itu pula kami akan terus memperjuangkan hak demokrasi Selama memperjuangkan hak demokrasi kami tak kenal lelah Kami tak kenal lelah demi masa depan negara ini Demi masa depan negara ini kami berdiri di sini Kami berdiri di sini bersama satu saudara satu keluarga besar sebuah bangsa Kami berdiri di sini bersama jiwa kami yang kuat, tegas, tak goyah dan pantang menyerah Impian kami, cita-cita kami, kami harus wujudkan di negeri ini
Negeri kami, negara Mesir yang penuh arti dan makna Negeri kami, negara Mesir yang menginginkan angin segar pemerintahan Negeri kami, negara Mesir yang memimpikan sebuah kekuasaan, sebuah kekuatan baru..... Sebuah gambaran yang nyata dialami saudara-saudara kita di Mesir. Akhirnya apa yang diteriakkan oleh sejuta massa demonstrasi rakyat Mesir terjawab, telah 2 kali sang Presiden Hosni Mubarak menyatakan dalam pidatonya untuk tidak akan mundur sampai September mendatang dan menyerahkan pemerintahan menanggulangi massa demonstrasi. Tidak tertahankan suara-suara rakyat yang mengecamnya untuk turun dari tampuk kekuasaan dan dari berbagai belahan dunia yang menyaksikan sebuah revolusi Mesir juga tak kalah canggih perang dunia maya baik kecaman maupun yang pro Hosni Mubarak. Seluruh dunia melihat Mesir..... Jawaban yang ditunggu-tunggu pun terucap sudah oleh Hosni Mubarak 'saya mengundurkan diri menjadi Presiden' yang pernyataan ini diwakilkan oleh Oemar Sulaiman. Gegap gempita Jumat, 11 Februari 2011 sebagai 'Hari Puncak Kemarahan' rakyat Mesir membahana hingga ke seantero negeri tak luput juga di Indonesia bahkan di negara-negara Eropa yang terdapat warga negara Mesir bersorak gembira. Menari bersama sambil bernyanyi mendendangkan kemenangan juga menyalakan kembang api, mengayun-ayunkan bendera Mesir, berpelukan semua itu merupakan ekspresi kegembiraan yang tak dapat dilukis dengan kata-kata. Berbondong-bondong dari segala usia, pekerjaan, status sosial menyeruak di keheningan malam. Mereka bertahan mendirikan tenda-tenda di Lapangan Tahrir, bertahan di gedung-gedung berkumpul menjadi suatu kesatuan. Pandangan militer Mesir yang tadinya berpihak Hosni Mubarak akhirnya mengalihkan dukungannya kepada demonstrasi rakyat Mesir. Angin kemenangan pun bergulir, pemerintahan Hosni Mubarak tanpa dukungan dan kepercayaan dari militer Mesir bagai kerupuk yang melempem terkena kuah sayur....Keputusan untuk mundur diambil juga oleh Hosni Mubarak. Ini berarti rezim Hosni Mubarak pupus sudah di ranah Mesir. Kini tinggal menunggu suatu pemerintahan yang baru menduduki posisi sebagai Presiden dan bawahannya. Bagaimana Amerika Serikat dan dunia menilai akan kemunduran Hosni Mubarak?? Siapa saja yang tercantum sederet nama yang akan menduduki tampuk kekuasaaan setelah jatuhnya Hosni Mubarak?? Dapatkah dengan waktu sesingkat ini perekonomian Mesir kembali pulih?? Ya, semua itu memerlukan waktu. Menyaksikan ini semua layaknya kemerdekaan dari tangan besi membuat degup jantung berdetak kencang. Rasa haru menyeruak di hati. Kekuasaan tidak hanya dipegang oleh pemerintahan yang berkuasa saja tapi dipegang oleh seluruh rakyat negara itu tanpa terkecuali. Ucapan selamat dan salam dari saya juga seluruh rakyat Indonesia
Selama sungai Nil mengalir kami tahu akan menang Selama sungai Nil mengalir kami tak akan pernah berhenti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H