Sejak diberlakukannya kerja dari rumah, lalu lintas pesan chat pun makin padat. Teringat hari Senin, 16 Maret 2020 lalu, yang mana aku masih ke lapangan. Pada hari itu, pesan chat via WhatsApp sangat padat.
Sejak pagi pukul 08.00 WIB pesan chat terus menerus berbunyi. Tak hanya dari WhatsApp Group kerja saja, melainkan grup-grup komunitas.
Informasi pun silih berganti datang. Obrolan di hari Senin pagi yang mungkin bila hari-hari biasa masih sepi dan ibarat kata Senin ambyar, mendadak berubah ramai.
Aku mulai menyortir informasi apa saja yang dapat dijadikan bahan tulisan. Baru menjelang pukul 09.00 WIB di hari Senin itu, nyaris 1.000 chat yang belum aku intip-intip.
Hingga aku memberitahukan pada sejumlah teman, 'Silakan japri bila hendak respons cepat, ada darurat atau hal-hal yang sangat urgent. Karena traffic WhatsApp sangat padat."
Tentu saja, aku tetap memantau grup yang berhubungan dengan pekerjaan, tapi saking padatnya lalu lintas chat, belum tentu langsung aku buka. Ataupun kalau aku membukanya, belum sempat sepenuhnya dibaca dengan seksama.
Beberapa grup instansi/lembaga yang aku ikuti juga mengirimkan rilis, foto-foto, dan video untuk keperluan pemberitaan. Konferensi pers yang mulai menerapkan live streaming juga dilengkapi dengan kiriman data-data pendukung dan kabar terbaru.
Di tengah padatnya lalu lintas chat WhatsApp, bahan tulisan terjamin tersedia. Aku sangat bersyukur dan mengapresiasi kinerja instansi/lembaga yang terus mengirimkan informasi terbaru.
Istirahat Sambil Peluk Bantal Guling
Ada satu hal yang menarik selama kerja dari rumah. Ketika kita istirahat, setidaknya bisa santai sejenak dan memejamkan mata di tempat tidur masing-masing. Dan sambil peluk bantal guling.
Sesuatu yang tidak biasa dilakukan di kantor atau lokasi liputan. Aku memanfaatkan satu jam istirahat dengan tidur sebentar.
Setelah makan siang dan beribadah, memejamkan mata 15 sampai 20 menit di tempat tidur nan empuk dan nyaman sukses membuat mata segar. Rasanya tenaga kembali fit.