Kabut asap yang menyelimuti bak teror yang tak kunjung henti. Kepungan asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bukan hanya menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pneumonia, napas sesak, dan iritasi mata.
Namun, merenggut aktivitas menyenangkan. Kabut asap membuat suasana berubah drastis. Aktivitas yang biasa dilakoni harian maupun libur tiba kini berhenti.
"Aktivitas benar-benar terganggu akibat kabut asap. Saya tadinya suka olahraga pagi di luar rumah, ya sekadar lari atau jalan kaki," tutur Azhar kepadaku kemarin siang.
"Tapi sekarang sudah enggak bisa lagi dilakukan. Ngajak anak jalan-jalan ke taman dekat rumah saja juga enggak lagi. Ya, mau bagaimana lagi. Kondisi seperti ini enggak memungkinkan melakukan aktivitas itu semua."
Sungguh terdengar pilu. Aku terhenyak mendengar curahan hati Azhar. Ia adalah salah satu temanku yang bertempat tinggal di Kota Pekanbaru, Riau. Menyoal kabut asap yang semakin pekat kemarin, aku langsung teringat Azhar.
Untuk keperluan pemberitaan, aku menghubungi Azhar lewat sambungan telepon. Permasalahan kesehatan akibat paparan kabut asap adalah topik utama yang aku angkat. Namun, yang menjadi catatanku dari obrolan kami, yakni  aktivitas yang terenggut.
Bahwa kabut asap dapat mematikan aktivitas yang biasa dilakukan. Dan obrolan kami siang kemarin dipenuhi nada sedih.
Munculkan Rasa Takut
Membaca isu kabut asap kebakaran hutan dan lahan, aku berpikir, selain dari sisi kesehatan, seberapa besar kabut asap mengganggu aktivitas. Tak disangka, aku mendengar jawaban itu dari Azhar.
Ia mengaku takut dengan kabut asap sehingga mengurangi bahkan berhenti melakukan aktivitas lain, kecuali tuntutan profesi yang mengharuskan ia bekerja di luar rumah.
"Ya, takut saja bawaannya melakukan aktivitas lain. (Takut lebih banyak terpapar kabut asap dan sakit)," ujar Azhar.
Sambil tercenung, aku juga merasakan rasa takut tersebut meski sehari-hari bekerja di Jakarta. Polusi udara Jakarta, yang berasal dari asap kendaraan dan emisi bahan bakar seakan menghantuiku setiap harinya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!