Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Akrab disapa Fitri Oshin | Certify on Zoonotic Disease-One Health by WHO | Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Bidang peminatan kebijakan kesehatan mencakup Infectious disease, Health system, One Health, dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jepang: Agen Pop Culture-nya Asia

15 Maret 2012   03:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:02 1880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Penampilan JKT48 di Dome Tokyo via kaskus.us"][/caption] Bagaimana derasnya budaya pop Jepang di Indonesia? Budaya pop Jepang (Japan pop culture) atau disingkat dengan J-Pop marak di kalangan anak muda Indonesia terutama anime (animasi Jepang) dan manga (komik Jepang). J-Pop sudah berkembang tahun 1990-an. Seiring perkembangan zaman, J-Pop ternyata memiliki banyak saingan di era sekarang seperti budaya Korea (Korea pop culture) mulai gencar -gencarnya masuk ke Indonesia. Meskipun begitu, penikmat J-Pop di Indonesia tetap menarik dan terus berkembang dalam memperkenalkan budaya Jepang. Bagaimana komunitas otaku di Indonesia?

Bagi penikmat budaya pop Jepang, istilah otaku lazim didengar dan tidak aneh lagi. Ketertarikan yang sangat berlebihan akan budaya pop Jepang inilah yang disebut otaku. Konsep otaku dapat dikategorikan antara lain musik, yaoi (male of homosexual love), dan manga (komik) otaku. Otaku dipandang dari segi yang berbeda antara laki-laki dan wanita. Otaku bagi laki-laki diartikan sebagai orang yang ahli, jenius dan addict (kecanduan, ketagihan), sedangkan wanita menilai otaku sebagai orang yang maniak, aneh dan freak.

[caption id="" align="alignright" width="360" caption="Cosplay Fever di Gelar Jepang UI 2011 via kaskus.us"][/caption] Para otaku Indonesia terlihat secara jelas saat mereka berkumpul bersama. Festival-festival Jepang yang seringkali digelar merupakan event yang sangat dinantikan oleh otaku-ers. Salah satu festival Jepang yang digelar setiap tahun adalah Gelar Jepang UI. Event Gelar Jepang UI ini dapat dikatakan sebagai ajang tempat berkumpulnya Indonesia Otaku. Para otaku yang datang ke Gelar Jepang UI banyak berpenampilan ala cosplay (costum player) yang meniru semirip mungkin dari tokoh anime, games maupun manga.

Tidak hanya anime dan manga saja, musik Jepang juga menarik hati kalangan anak muda Indonesia. Musik berkembang untuk kepentingan ekonomi. Jadi tidak hanya sebagai sarana hiburan dan bentuk perkenalan budaya saja. Globalisasi melalui musik menciptakan budaya baru.

Siapa yang tidak mengenal AKB48-nya Jepang? Atau JKT48-nya Indonesia? Musik dan dance AKB48 memberikan citra kawaii (lucu) di telinga pendengarnya. Video-video konser mereka memperlihatkan citra berinteraksi dengan penggemarnya. Para penggemar ikut menyanyi dan menari bersama dengan ceria. Begitu pula pada JKT48 yang mampu menyedot perhatian para otaku Indonesia dengan musik bernuansa ceria seperti jingle iklan mereka di iklan Pocari Sweat...

Musik pop dari lagu-lagu Jepang menunjukkan bahwa Jepang memiliki posisi berada di tengah-tengah masyarakat Asia dan internasional dan mungkin lagu-lagu Jepang ini menjadikan Jepang sebagai agen budaya pop. Ciri khas musik pop adalah musik yang mudah didengar, lirik yang ringan-ringan, penyanyi-penyanyi muda yang mencirikan kemudaan dan ceria. Ciri khas musik pop inilah yang ditawarkan AKB48 dan JKT48 yang sekarang mulai marak didendangkan di kalangan penikmat Jepang dan para otaku Indonesia.

Apakah peningkatan minat masyarakat Indonesia pada J-Pop juga mendorong potensi untuk belajar bahasa Jepang? Ya, tentu hal ini berpengaruh menarik minat belajar bahasa Jepang. Kita belajar mengenai J-Pop termasuk proses perkembangan intelektual. Budaya pop ini merupakan kajian budaya (cultural studies) seperti musik, film, drama, dan televisi Ketertarikan terhadap budaya pop Jepang merupakan pendekatan yang baik untuk mengetahui minat masyarakat Indonesia belajar bahasa Jepang. Lirik lagu-lagu Jepang dan dialog pada dorama (drama Jepang) memberikan rasa keingintahuan untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Budaya pop Jepang mulai dari anime (animasi Jepang), manga (komik Jepang), musik, drama maupun film memperlihatkan Jepang sebagai salah satu agen pop culture-nya Asia. Kalangan anak muda Indonesia terutama otaku-ers banyak meniru gaya Jepang dari tokoh-tokoh favorite juga menikmati lagu-lagu Jepang.

Semakin menggeliatnya budaya pop Jepang diharapkan identitas budaya Indonesia tidak hilang dan pudar. Industri lokal Indonesia bisa lebih baik lagi mampu bersaing dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia.

International Symposium 'New Perspective on Japanese Studies'

12-13 Maret 2012

Auditorium Pusat Studi Jepang UI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun