Mohon tunggu...
Fitri Halimatullah
Fitri Halimatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PLN (Pintar Literasi dan Numerasi): Kontribusi Mahasiswa Menghadapi Pembelajaran di Masa Pandemi

28 Agustus 2021   15:25 Diperbarui: 28 Agustus 2021   17:54 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama guru SDN Dawuan 1 (dokpri)

Majalengka- Literasi dan numerasi menjadi sebuah kecakapan yang harus dimiliki dan dikuasasi pada Abad 21 ini. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa dampak positif dari adanya kemampuan literasi secara umum dan literasi numerasi secara khusus tidak saja bisa dirasakan oleh individu, namun juga berdampak kepada masyarakat, bangsa dan negara. Kemampuan literasi numerasi juga bisa memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. 

Namun sayangnya, hal tersebut masih belum bisa dirasakan pada masyarakat Indonesia. Hal ini karena sebuah fakta miris yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kualitas literasi numerasi yang rendah, dibuktikan dengan beberapa riset, survei dan uji literasi seperti Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang menunjukkan skor kemampuan literasi Indonesia berada di skor 371, jauh dari peringkat pertama yang diraih China dengan skor 555. Begitupun dengan skor numerasi berkisar di angka 379, sedangkan peringkat pertama yaitu China mendapatkan skor 591.

Terpaan pandemi Covid-19 yang terjadi pada akhir tahun 2019, merebak keseluruh dunia termasuk Indonesia, memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sektor pendidikan di Indonesia. Berbagai adaptasi harus dilakukan agar pembelajaran bisa tetap berjalan di tengah terpaan pandemi, salah satunya yaitu pembelajaran daring. 

Tetapi nyatanya, pembelajaran daring justru menyebabkan penurunan kualitas pembelajaran baik dalam proses maupun hasil. Keadaan tersebut dapat terjadi karena, Indonesia belum terbiasa dengan model pembelajaran daring baik guru maupun siswanya. Padahal menurut kajian internasional Harvard University, seharusnya siswa yang mengikuti pembelajaran daring justru memiliki tingkat literasi dan numerasi yang baik.

Menghadapi berbagai permasalahan tersebut, pemerintah melalui Kemendikbudristek meluncurkan sebuah program, yaitu Kampus Mengajar yang diharapkan bisa menjadi solusi pembelajaran di tengah pandemi. 

Program ini melibatkan 15.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang akan didistribusikan ke berbagai Sekolah Dasar terutama di daerah  3T untuk membantu meningkatkan kualitas pembelajarannya, khususnya literasi dan numerasi.  Bukan hanya pembelajaran, program ini juga berfokus untuk memberikan bantuan dalam hal adapatasi teknologi dan administrasi sekolah.

SDN Dawuan 1 yang berlokasi di kabupaten Majalengka, menjadi salah satu sekolah sasaran dari program Kampus Mengajar ini. Sekelompok mahasiswa, yang beranggotakan 7 orang, yaitu Fitri Halimatullah, Hana Qurrotul, Dani Hidayat, Dhanty Damayanti, Humaeroh Nurfadilah, Marica dan Kurnia Martin, bertugas untuk membantu proses pembelajaran di sekolah tersebut selama kurang lebih 3 bulan dari tanggal 22 Maret-26 Juni 2021.

Pintar Literasi dan Numerasi (PLN) menjadi salah satu program yang mereka usung dalam kegiatan Kampus mengajar di SDN Dawuan 1. Program ini berfokus untuk menstimulus minat belajar siswa, melalui pemberian bahan ajar dengan penggunaan berbagai media dan teknologi dalam proses pembelajarannya. 

Mengemas bahan ajar menjadi lebih menarik, merupakan syarat wajib sebelum program ini dilaksanakan. Infografis, poster, video animasi, ilustrasi, juga aplikasi kuis (Quiziz, Kahoot) merupakan beberapa hal yang bisa digunakan dalam pengolahan bahan ajar. 

Selanjutnya, dalam proses pembelajaran mereka akan menyajikan bahan ajar tersebut, ditambah dengan penggunaan metode pembelajaran yang menarik dan sesuai untuk para siswa. Contohnya seperti, siswa akan diajak untuk membaca, mengamati dan mendiskusikan infografis yang berisikan sebuah tema pelajaran, atau siswa akan mencoba mendemonstrasikan hal yang sebelumnya mereka lihat dari video pembelajaran.

Penggunaan bahan ajar dengan visualisasi yang menarik, bisa meminimalisir kejenuhan siswa dalam belajar. Pengemasan bahan ajar dengan format dan tampilan tertentu juga akan memudahkan siswa dalam membaca dan memahami isi dari materi tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun