Mohon tunggu...
Money

Pentingnya Gizi Susu bagi Konsumsi Nasional

12 Oktober 2016   10:52 Diperbarui: 12 Oktober 2016   11:07 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Konsumsi merupakan tindakan ekonomi, baik secara individu maupun kelompok. Dalam menggunakan suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumsi sangat penting untuk menganalisis ekonomi jangka panjang maupun jangka pendek untuk suatu negara.  Konsumsi yaitu pengeluaran seluruh rumah tangga yang ada dalam suatu perekonomian. Untuk mengetahui total pengeluaran dalam perekonomian, maka akan dapat diketahui beberapa masalah penting yang muncul dalam perekonomian, misalnya pemerataan pendapatan, efisiensi penggunaan sumber daya dalam suatu perekonomian. Dari hal tersebut kita dapat menganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan disuatu negara. Kebutuhan konsumsi sangat penting bagi manusia. Manusia pasti butuh tempat tinggal , butuh makan, dan butuh kehangatan.

Kebutuhan primer atau biasa disebut kebutuhan pokok yang dibutuhkan manusia. Ada tiga macam kebutuhan pokok yaitu pangan, papan dan sandang. Pangan yaitu, kebutuhan yang paling nomor satu atau utama bagi manusia. Pangan dibutuhkan manusia secara kualitalif maupun secara kuantitatif. Di berbagai masyarakat, bahan pokok merupakan peranan utama dalam memenuhi kebutuhan hidup penduduk.

Papan yaitu, kebutuhan manusia untuk tempat tinggal. Pada awalnya rumah hanya untuk bertahan diri. Namun lama kelamaan rumah menjadi tempat tinggal keluarga. Maka dari itu kebutuhan papan akan memperindah rumah. Sandang yaitu, pakaian yang diperlukan oleh manusia. Pada awalnya manusia zaman primitif memanfaatkan pakaian dari kulit kayu, karung dan kulit hewan menggunakan sesuatu yang ada dialam dengan seadanya. Pakaian berfungsi sebagai pelindung panas, dan dingin.

Studi kasus yang akan saya bahas kali ini adalah komoditas ternak perah. Indonesia sebuah negara luas wilayah yang terdiri dari kepulauan dan laut yang sangat luas dan membentang dari sabang sampai merauke. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang begitu banyak, rata-rata penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian bermata pencaharian sebagai ternak.

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, dengan pertumbuhan yang sangat pesat. Peningkatan jumlah penduduk saat ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap peningkatan permintaan produk pangan masyarakat.  

Namun hal itu tidak menutup kemungkinan ternyata masyrarakat Indonesia termasuk negara rendah akan mengkonsumsi susu. Indonesia termasuk kategori rendah akan hal mengkonsumsi gizi yaitu susu. Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia rendah, yakni sekitar 9 liter per kapita pada tahun 2010. Jumlah tersebut jauh di bawah negara tetangga, seperti Malysia 50,3 liter per kapita, Singapura 47,3 liter per kapita, India 45,4 liter per kapita. Pada tahun 2011 tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia meningkat menjadi 11 liter per kapita per tahun. Tingkat konsumsi susu masyarakat itu masih sepertiganya dari Malaysia yang konsumsi susunya sudah 36 liter per kapita per tahun. Belanda memproduksi susu bubuk, namun tidak mengkonsumsinya. Mereka hanya minum susu cair. Di Indonesia bahkan sebaliknya, susu bubuk harganya cenderung mahal karena 80 persen bahan bakunya masih impor.

Pengaruh tingkat persusuan Indonesia masih sangat rendah karena banyak hambatan yaitu seperti produksi susu masih mengandalkan para peternak kecil, di Indonesia tidak ada industri susu sapi perah berskala besar seperti di negara lain misalnya, di negara Selandia, India, Germany, dan negara lainnya. Di Indonesia peternak hanya memiliki 3-5 ekor sapi perah. Produktivitasnya per satu sapi, per hari sangat rendah yakni maksimal hanya 10 liter per hari. Karena keterbatasan pakannya, ternaknya terbatas, nutrisi, vitamin dan hijauannya untuk sapi juga terbatas. Selain itu secara bisnis usaha peternak yang hanya mempunyai 3-5 ekor sapi juga tidak ekonomis, belum juga kalau sapinya ada yang sakit.

Hal tersebut berbeda dengan di negara Australia dan New Zeland yang 1 peternak bisa mempunyai 50-60 sapi perah, tentu produksinya sangat besar. Akibatnya, harga susu sapi dari peternak di Indonesia sangat murah. Karena tidak ekonomis tadi, skala kecil, kurang pakan, tidak bernutrisi sehingga kualitas susu yang dihasilkannya rendah, begitu juga susu dihargai sangat rendah.

Hal tersebut menjadi permasalahan, peternak ingin harga susu sapi tinggi sementara kualitas rendah, sedangkan Industri Pengolahan Susu (IPS) tidak mau beli dengan harga tinggi karena kualitas rendah.    

Makro menurut perspektif ekonomi islam sesungguhnya bermuara kepada akidah islam, yang bersumber dari syari’atnya. Menurut para ahli Muhammad Abdul Manan ekonomi makro islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai islam.

Adapun ayat Al-qur’an dalam QS. Al Mu’minun : 21  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun