Mohon tunggu...
Fitrie Goesmayanti
Fitrie Goesmayanti Mohon Tunggu... -

Kadang kata tidak terucapkan. Apa yang terpikirkan, akan saya tuliskan. http://fiegoes.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wahai Kau, Kaum Narsis!

24 Desember 2009   09:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:47 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suka foto-foto katanya narsis. Bergaya sedikit berbeda juga dituduh narsis. Sering update status dibilang narsis. Selalu upload foto apalagi! Narsis memang sifat kita untuk menunjukkan eksistensi, bahwa kita ada. Tujuannya sih agar dilihat orang lain, atau dianggap ada. Cara narsis paling efektif dewasa ini adalah dengan mempublish sesuatu ke internet, termasuk juga tulisan. Mungkin sudah banyak tulisan yang membahas tentang tentang sifat narsis, dan tulisan ini sebenarnya adalah stok lama saya. Mudah-mudahan ada yang belum tahu tentang apa itu narsis. Jadi saya menulis artikel ini bukan sekadar untuk narsis, tapi saya ingin eksis! ^_^

Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau kita sebut saja NARSIS, adalah kelainan mental secara diagnostik dan manual statistik yang secara umum lebih dikenal sebagai rasa cinta berlebihan pada diri sendiri. Sifat narsis sebenarnya sudah ada sejak manusia lahir untuk menyeimbangkan diri dengan orang lain. Misalnya ada seseorang yang tampan, maka ia akan mengusahakan dirinya agar menjadi setampan orang tersebut. Namun jika narsisnya berlebihan akan menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patogen.

Selain narsis, banyak bentuk kecintaan berlebihan yang lain. Misalnya kecintaan berlebihan pada ayah atau ibu atau bahkan pada saudara kandungnya sendiri. Biasanya si penderita kelainan ini akan mencari pasangan hidup yang profilnya mirip dengan sosok ayah, ibu, atau saudaranya. Kelainan kepribadian ini disebut juga father/mother/brother/sister complex. Sedangkan sifat narsis disebut juga sebagai The God Complex, yang dalam hal ini bukan berarti kecintaan berlebihan pada Tuhan. Karena narsis ditandai dengan kecintaan pada kesempurnaan (diri), dan karena selalu diasosiasikan bahwa yang paling sempurna adalah Tuhan, maka sifat narsis sering pula diartikan sebagai God Complex.

Kadang seseorang bisa saja tidak menyadari sifat narsisnya. Orang-orang narsis biasanya ditandai oleh gejala-gejala seperti:
1. merasa diri paling segalanya
2. megalomania, atau asyik berfantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, kecerdasan, kecantikan atau ketampanan, dan cinta sejati
3. percaya bahwa dirinya "spesial", dan hanya bisa dipahami oleh orang yang seperti itu juga
4. punya keinginan dikagumi dan dipuji yang berlebihan
5. kurangnya rasa empati
6. sering iri pada orang lain, sekaligus juga sering merasa orang lain iri padanya
7. sombong dan arogan.

Sebenarnya dari mana sih asal kata 'narsis'? Mengapa orang-orang yang sering memuji diri sendiri disebut narsis?

Narcissism atau sifat narsis berasal dari mitologi Romawi, Narcissus. Narcissus adalah anak dari dewa sungai, Cephisus. Narcissus adalah seorang pemuda yang sangat tampan. Ketika umurnya 16 tahun, semua gadis jatuh cinta padanya, namun Narcissus menolak semua gadis itu dengan sombongnya. Suatu hari, seorang gadis bernama Echo menyatakan cintanya pada Narcissus, namun Narcissus mengabaikan Echo dan meninggalkannya begitu saja di hutan. Karena patah hati, Echo menghabiskan sisa hidupnya di lembah, merindukan Narcissus, dan terus menerus berdoa sampai suaranya bergema ke mana-mana—dari sinilah asal mula gema suara dikenal sebagai echo. Nemesis, the goddess of Rhamnous, mendengar doanya dan mengirimkan hukuman untuk Narcissus.

Akibat mantra yang dikirimkan Nemesis, pada saat mengambil minum di sebuah danau di hutan, Narcissus yang melihat pantulan wajahnya yang tampan di permukaan air danau langsung jatuh cinta pada bayangan wajahnya sendiri. Narcissus yang sadar cintanya tak berbalas merasa marah dan putus asa. Akhirnya Narcissus mati merana di tepi danau.

Kisah Narcissus sungguh menyedihkan. Oleh karena itu berhati-hatilah jika gejala-gejala narsis muncul. Mencintai diri sendiri secara berlebihan menandakan kesendirian dan kesepian. Wahai kaum narsis, jangan sampai mati merana seperti Narcissus.

^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun